Thursday, February 16, 2012

tebu (sugar) mantap

KOMODITI TEBU

 

I.      PROFIL UMUM TEBU

  1. Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Saccharum L.
  1. Species
Saccharum arundinaceum
Saccharum bengalense
Saccharum edule
Saccharum officinarum
Saccharum procerum
Saccharum ravennae
Saccharum robustum
Saccharum sinense
Saccharum spontaneum


Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.

Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas.

Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik.



II.      DAUR KEHIDUPAN TEBU


Daur kehidupan tanaman tebu melalui 5 fase :
1.  Fase Perkecambahan
Dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
2.  Fase Pertunasan
Dimulai dari umur 5 minggu sampai umur 3,5 bulan.
3.  Fase Pemanjangan Batang
Dimulai pada umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.
4.  Fase Kemasakan
Merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum batang tebu mati.Pada fase ini gula didalam batang tebu  mulai terbentuk hingga titik optimal,kurang lebih terjadi pada bulan Agustus,dan setelah itu remdemennya berangsur-angsur menurun.Tahap pemasakan inilah yang disebut dengan tahap penimbunan rendemen gula.
5.  Fase Kematian

III.   VARIETAS TEBU

Varietas tebu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:
1.   Varietas Genjah (masak awal),mencapai masak optimal < 12 bulan.
2.   Varietas Sedang (masak tengahan),mencapai masak optimal pada umur 12-14 bulan.
3.   Varietas Dalam (masak akhir),mencapai masak optimal pada umur lebih dari 14 bulan.

Jenis Tebu
Masak Awal
(<12 bulan)
Masak Tengah
(12-14 bulan)
Masak Akhir
(>14 bulan)
BZ 132
PS 57
PS 59
PS 58
PS 56
BZ 148
POJ 3016
PS 41
BL
POJ 2878
PS-86-2
PS-86-10029
PS-88-19432
PS-86-1
             XXX
XXX
            XXX
XXX
XXX
XXX
XXX


XXX


XXX


Varietas yang diunggulkan saat ini adalah BL,yang mirip dengan varietas POJ-2878.Kedua varietas ini tahan terhadap penyakit mosaic dan tahan blendok,namun BL agak peka pohkabung dan serangan hama penggerek pucuk. Potensi  produktivitas varietas BL ini bias mencapai rata-rat 121,4 kuintal gula per hektar dan hasil hablur tertinggi yang bisa dicapai adalah 169,2 kuintal per hektar.

Dengan varietas BL ini,potensi pada lahan sawah dengan ekologi unggulan,produksi tebu rata-rata 1.504 kuintal per hektar (tertinggi 2.093 kuintal),rendemen rata-rata 8,07 persen (tertinggi 8,86 persen) dan produksi hablur rata-rata 121,4 kuintal per hektar (tertinggi 169,2 kuintal).

Ujicoba pada lahan tegal pun menunjukkan hasil tebu rata-rata 1.250 kuintal per hektar (tertinggi 2.112 kuintal),rendemen rata-rata 7,58 persen (tertinggi 8,25 persen),dan hasil hablur rata-rata 97,3 kuintal per hektar (tertinggi 172,3 kuintal).
Bahkan pada pola keprasan,varietas BL juga menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.Dari uji coba dihasilkan tebu rata-rata 1.222 kuintal per hektar (tertinggi 2.012 kuintal), rendemen rata-rata 7,81 persen (tertinggi 8,74 persen),dan hasil hablur rata-rata 94,5 kuintal per hektar (tertinggi 152,1 kuintal).


Jenis Lahan
Produksi tebu
rata-rata
(kuintal per hektar)
Rendemen rata-rata
Hasil Hablur
 rata-rata
(kuintal per hektar)
Sawah
1.504 (max. 2.093)
8,07 % (max. 8,86 %)
121,4 (max. 169,2)
Tegal
1.250 (max. 2.112)
7,58 % (max. 8,25 %)
  97,3 (max.   97,3)
Pola Keprasan
1.222 (max. 2.012)
7,81 % (max. 8,74 %)
  94,5 (max. 152,1)


IV.  RENDEMEN TEBU

Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10 %,artinya ialah bahwa dari 100 kg  tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula sebanyak 10 kg.

Ada 3 macam rendemen,yaitu: rendemen contoh,rendemen sementara, dan rendemen efektif.
1. Rendemen Contoh
Rendemen ini merupakan contah yang dipakai untuk mengetahui apakah suatu kebun tebu sudah mencapai masak optimal atau belum. Dengan kata lain rendemen contah adalah untuk mengetahui gambaran suatu kebun tebu berapa tingkat rendemen yang sudah ada sehingga dapat diketahui kapan kapan saat tebang yang tepat dan kapan tanaman tebu mencapai tingkat rendemen yang memadai.
Rumus : Nilai nira x Faktor rendemen = Rendemen       .

2. Rendemen Sementara
Perhitungan ini dilaksanakan untuk menentukan bagi hasil gula,namun sifatnya masih sementara.Hal ini untuk memenuhi ketentuan yang menginstruksikan agar penentuan bagi hasil gula dilakukan secepatnya setelah tebu petani digiling sehingga petani tidak menunggu terlalu lama sampai selesai giling namun diberitahu lewat perhitungan rendemen sementara.

Cara mendapatkan rendemen sementara ini adalah dengan mengambil nira perahan pertama tebu yang digiling untuk dianalisis di laboratorium untuk mengetahui berapa besar rendemen sementara tersebut.
Rumus : Rendemen Sementara = Faktor Rendemen x Nilai Nira.

3. Rendemen Efektif
Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata atau rendemen terkoreksi. Rendemen efektif adalah rendemen hasil perhitungan setelah tebu digiling habis dalam jangka waktu tertentu.Perhitungan rendemen efektif ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 15 hari atau disebut 1 periode giling sehingga apabila pabrik gula mempunyai hari giling 170 hari,maka jumlah periode giling adalah 170/15 = 12 periode.Hal ini berarti terdapat 12 kali rendemen nyata/efektif yang bisa diperhitungkan dan diberitahukan kepada petani tebu.

Tebu yang digiling di suatu pabrik gula  jelas hanya sebagian kecil saja yang akan menjadi gula.Kalau 1 kuintal tebu mempunyai rendemen 10 % maka hanya 10 kg gula yang didapat dari 1 kuintal tebu tersebut.Hal ini dapat dijelaskan sbb :

Sabut
+ 12,5 %
 
Nira
+ 87,5 %
 
Air
75 – 80 %
 
Bhn Kering
20—25 %
 
Larut
18 – 20 %
 
Tak Larut
 2 – 5 %
 






V.      KETENTUAN RENDEMEN dan BAGI HASIL

Penentuan rendemen dilaksanakan 2 tahap,yakni :
  1. Rendemen belum terkoreksi atau rendemen sementara. Cara penentuannya seperti yang sudah diuraikan diatas,sedangkan pemberitahuannnya kepada petani dilakukan sehari setelah tebu digiling.
  2. Rendemen terkoreksi atau rendemen efektif (rendemen nyata). Pemberitahuannya dilakukan 2 kali setiap bulan,tanggal 2 dan 17.

 Hal-hal yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan bagi hasil adalah sbb:
  1. Ketentuan bagi hasil TRI harus sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 05/   SK/Mentan/Bimas/IV/1990.
  2. Petani juga mendapatkan tetes 1,5 kg untuk setiap kuintal tebu yang digiling dan dibayarkan dalam bentuk uang oleh Pabrik Gula pada waktu penyerahan gula bagian petani dengan harga Rp. 70,- setiap kg.
  3. Hasil limbah/samping lainnya merupakan hak Pabrik Gula.
  4. Pada umumnya daftar bagian petani dirinci sebagai berikut :
A. Nama kelompok.
B.  Nama-nama petani anggota kelompok.
C.  Luas tanaman.
D.  Macam/kategori tebu.
E.  Hasil tebu petani/kelompok tani.
F.  Rendemen hasil tebu seluruhnya dan bagian petani.
G.  Hasil tetes bagian petani.
H.  Hutang petani pada PG..
I.   Jumlah nilai seluruh hasil yang diterima petani.
  1. Daftar tersebut dibuat dan diisi oleh PG sebagai dasar pembuatan DO yang kemudian diserahkan ke KUD.
  2. Disamping daftar diatas, PG juga membuat Perhitungan Bagi Hasil Efektif (PBHE) dengan ketentuan sbb:
·      2 % dari hasil gula petani diberikan dalam bentuk natura dan dibebaskan dari pungutan pemerintah (cukai,gula,PPN,sewa gudang,dll)
·      98 % gula petani dijual ke pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
  1. Bagian gula petani 98 % yang diberikan dalam bentuk uang tersebut  diterimakan kepada petani paling lambat 10 hari setelah perhitungan bagi hasil.

No comments:

Post a Comment