Thursday, February 16, 2012

fitohormon aplikasi

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                Pada zaman serba mungkin ini sering kali petani mengalami kesulitan untuk mendongkrak hasil usahanya karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya peranan fitohormon atau zat perangsang tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terkadang margin keuntungan yang diperoleh petani begitu tipisnya sehingga berdampak pada rendahnya motivasi bertani. Petani seringkali lebih memusatkan perhatiannya pada ketersediaan unsur hara tanaman yang diberikan melalui pupuk, dan seringkali pupuk yang digunakan adalah pupuk sintetis atau kimia. Petani kurang memperhatikan faktor pertumbuhan lainnya seperti hormon tumbuhan. Padahal apabila dianalogikan seperti proses pembuatan roti, unsur hara tanaman ibarat bahan-bahan pembuat roti, sedangkan hormon tanaman ibarat koki atau juru masak yang meramu semua bahan tersebut menjadi roti yang siap dikonsumsi.
                 Para ahli tanaman mengatakan hormon pertumbuhan menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan tanaman. Lengkapnya, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormon pertumbuhan (Isbandi, 1983).
             Dalam inovasi produksi pertanian pada zaman yang serba modern ini lebih harus kreatif dalam pengelolaannya agar hasil lebih optimal. Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).      Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
             Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman) (Johanis,Ed.,2003).

1.2  Tujuan
                Untuk memberikan wawasan baru pada mahasiswa dalam memahami faktor dalam pada pengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta memberikan gambaran tentang pengaruh hormon – hormon dalam tumbuhan yang sangat berfungsi bagi pertumbuhan dan perkembangan dalam menghasilkan produk yang optimal.
I.       PEMBAHASAN

      Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan, sebagaimana pada hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang sangat rendah di dalam sel/jaringan tumbuhan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (disebut sebagai hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Karena itu, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances).                                                                                     Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor ("pemicu") transkripsi. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat reseptor. Bila konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.                                                                                                 Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Terdapat ratusan hormon tumbuhan yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi. Terdapat enam kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins, biasa disingkat AUX), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), etilena (etena, ETH), dan brasinosteroid. Beberapa kelompok senyawa lain juga berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan triakontanol.                                                             Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya. Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu
a.       Auksin
b.      Sitokinin
c.       Giberelin atau asam giberelat (GA)
d.      Etilena
e.       Asam absisat (ABA)
f.       Asam jasmonat
g.      Steroid (brasinosteroid)
h.      Salisilat
i.        Poliamina
Para ahli tanaman mengatakan hormon pertumbuhan menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan tanaman. Lengkapnya, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormon pertumbuhan (Isbandi, 1983). Lebih spesifiknya, hormon dibagi menjadi dua kelompok hormon yaitu :
a.       Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b.      Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumali
1.) Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal.                                                                                                                  Struktur auksin, Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon Auksin :
Ø  Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh
Ø  Merangsang pembentukkan akar
Ø  Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi)
Ø  Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
Ø  Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
Ø  Berperan dalam dominansi apikal
2.) Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi Giberelin :
Ø  Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
Ø  Merangsang perkecambahan biji
Ø  Memecah dormansi biji
Ø  Merangsang pembungaan dan pembuahan
3.) Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin.
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi Sitokinin :
Ø  Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
Ø  Menghambat dominansi apikal oleh auksin
Ø  Merangsang pertumbuhan kuncup lateral
Ø  Merangsang pemanjangan titik tumbuh
Ø  Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
Ø  Merangsang pembentukan akar cabang
Ø  Menghambat pertumbuhan akar adventive
Ø  Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun
4.) Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA) :
Ø  Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
Ø  Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air
Ø  Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
Ø  Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya
Ø  Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
Ø  Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah
5.) Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen :
Ø  Mempercepat pematangan buah
Ø  Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan
Ø  Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal
Ø  Merangsang proses absisi
Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan
Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus
6.) Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin                                                                  
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor
7.) Poliamina                                                                                                              
Mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat.Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalam pemanfaatan enzim
8.) Hormon Kalin                                                                                                        Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan. Jenisnya adalah:
  1. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
  2. Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
  3. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
  4. Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah. Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga
Dari semua hormon yang kita ketahui masing-masing fungsinya maka kita dapat memberi produk yang kita budidaya untuk di suplai berbagai macam hormon eksternal jika keadaan produk kita sangat kurang untuk menghasilkan produk yang optimal. Untuk mengoptimalkan suatu produk yang baik harus rapi dalam pengelolaannya dari pembibitan sampai panen tiba. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor (bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan obat yang berada dalam pengawasan). Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

II.                KESIMPULAN
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Para ahli tanaman mengatakan hormon pertumbuhan menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan tanaman. Hormon dibagi menjadi dua kelompok hormon yaitu Hormon pemicu pertumbuhan antaralain auksin, Giberelin dan sitokinin serta hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumali. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor (bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan obat yang berada dalam pengawasan). Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.biotama.com/index.php?option=com_content&task=view&id=55&Itemid=1
Johanis, M. U. 2003. Pertanian Berkelanjutan Pertanian Konservasi. (Online). www.sinarharapan.com Diakses pada tanggal 16 Maret 2008.
Kamil,S.1994. Aplikasi fitohormon pada pertumbuhan berbagai jenis tanaman . Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Nazaruddin. 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Jenis-jenis hormon pada tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Safuan, Ode La dkk. 2002. Pertanian Terpadu Suatu Strategi Untuk Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan. (Online). www. Litbang.deptan.go.id Diakses tanggal 15 Maret 2008.

No comments:

Post a Comment