Wednesday, February 15, 2012

Laporan E.coli

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Limbah merupakan salah satu hasil sisa yang tidak dapat dipakai lagi, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Bahan-bahan yang termasuk dari limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkan kulitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.
Kandungan mikroorganisme dalam air limbah sangat berbeda tergantung pada lokasi dan waktu, sehingga kebersihan dan kontaminasi air limbah sangat erat dengan lingkungan sekitar. Untuk mempertahankan hidupnya, mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat dan bersifat sementara, ada juga yang bersifat permanen yang dapat mempengaruhi bentuk morfologi dan fisiologi secara turun temurun. Oleh karena itu, dalam pembuangan limbah baik yang domestik maupun yang non-domestik di daerah pemukiman sebaiknya dilakukan penataan ulang lokasi pembuangan limbah, agar aliran limbah dari masing-masing pemukiman penduduk dapat terkoordinasi dengan baik, dan tidak menimbulkan penyakit yang meresahkan kehidupan penduduk sekitar.
Air merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholarae penyebab penyakit kolera, Shigella dysenteriae penyebab disentri basiler, salmonella thyposa penyebab tifus dan S. Paratyphi penyebab para paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amoeba. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan kontrol terhadap polusi air dengan pemeriksaan E. coli.

1.2  Tujuan
1.        Agar mahasiswa mengetahui tentang karakteristik dan morfologi dari bakteri Escherichia coli.
2.        Agar mahasiswa memahami tentang dampak dari bakteri E.coli bagi kesehatan masyarakat.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

            Limbah merupakan salah satu hasil sisa yang tidak dapat dipakai lagi, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Bahan-bahan yang termasuk dari limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain (Rizka, 2002).
Kandungan mikroorganisme dalam air limbah sangat berbeda tergantung pada lokasi dan waktu, sehingga kebersihan dan kontaminasi air limbah sangat erat dengan lingkungan sekitar. Untuk mempertahankan hidupnya, mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat dan bersifat sementara, ada juga yang bersifat permanen yang dapat mempengaruhi bentuk morfologi dan fisiologi secara turun temurun. Oleh karena itu, dalam pembuangan limbah baik yang domestik maupun yang non-domestik di daerah pemukiman sebaiknya dilakukan penataan ulang lokasi pembuangan limbah, agar aliran limbah dari masing-masing pemukiman penduduk dapat terkoordinasi dengan baik, dan tidak menimbulkan penyakit yang meresahkan kehidupan penduduk sekitar (Deni, 2004).
E. coli adalah jenis bakteri coliform tinja biasanya ditemukan di usus hewan dan manusia. E. coli adalah singkatan dari Escherichia coli. Bakteri E-coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran hewan dan manusia. Kotoran dapat berisi banyak jenis organisme penyebab penyakit. Escherichia coli enterohemoragik (EHEK) adalah salah satu bakteri usus patogen yang dapat menyebabkan diare hemoragik colitis (HC), hemolitic-uremic syndrome (HUS) . Bakteri E.coli dalam hal ini dapat menyebabkan diare berkelanjutan dan HUS. Mengingat masih rendahnya tingkat sanitasi lingkungan di negara berkembang, penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri E.coli patogen menjadi masalah penting apabila terjadi wabah. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.Makanan yang terkontaminasi bakteri E.coli khususnya EHEK menyebabkan diare yang disertai pendaraltan, karena toksin SL T (Shiga like toxin) yang dihasilkannya (Dadang, 2000).
Escherichia coli yang menyebabkan diare dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu enteropatogenik, enteroinvasif, dan enterotoksigenik:
1.        Escherichia coli enteropatogenik menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur dua tahun. Bagaimana mekanisme kelompok E. coli ini di dalam menyebabkan diare masih belum diketahui, tetapi diketahui bahwa kolonisasi usus halus kosong dan ujung usus bagian atas oleh galur enteropatogenik merupakan prasyarat.
2.        Echerichia coli enteroinfasif menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip sidrom yang disebabkan oleh Shingella. Galur-galur bakteri ini dikenal sebagai enteroinvasif.
3.        Echerichia coli enterotoksigenik (yang menghasilkan enterotoksin) menghasilkan salah satu atau kedua macam toksin yang berbeda. Beberapa galur menghasilkan yang tahan panas (TP), sedangkan yang lain sebagai tambahan mensintesis juga toksin yang tidak tahan panas (TTP). Beberapa galur hanya menghasilkan TTP. Ke daua macam toksin tersebut menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak (Adi, 2001).
E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat  menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Sri, 2010).
Pengetahuan menyeluruh tentang gerakan air tanah dianggap penting untuk suatu pemahaman yang lebih baik mengenai proses dan mekanisme daur hidrologi. Air permukaan dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat serta keduanya mengalami pertukaran proses yang berlangsung terus-menerus. Selama musim kemarau, kebanyakan sungai masih mengalirkan air. Air sungai tersebut sebagian besar berasal dari dalam tanah, terutama dari daerah hulu sungai yang pada umumnya merupakan daerah resapan yang didominasi oleh daerah bervegetasi (hutan). Karena letaknya yang tinggi, daerah hulu juga memiliki curah hujan yang lebih besar. Oleh adanya kombinasi kedua daerah tersebut, selama berlangsungnya musim hujan sebagian besar air hujan dapat ditampung oleh daerah resapan dan dialirkan ke tempat yang lebih rendah sehingga kebanyakan sungai masih mengalir pada musim kemarau. Namun di beberapa tempat aliran sungai dapat berhenti pada musim kemarau, artinya sungai tidak lagi mampu mengalirkan air. Selain factor permukaan tanah yang ikut mempengaruhi proses terbentuknya air tanah, ada faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses terbentuknya air tanah. Faktor tersebut adalah formasi geologi, yaitu formasi batuan atau material lain yang berfungsi menyimpan air tanah dalam jumlah besar. Proses pembentukan air tanah formasi geologi dikenal dengan akifer (aquifer). Pada dasarnya akifer adalah kantong air yang berada di dalam tanah. Akifer dibedakan menjadi dua, yaitu aquifer bebas (unconfined aquifer) dan akifer terkekang (confined aquife (Asdac, 2004).


DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. 2001. Bakteri E.coli dan pembagian bakteri E.coli. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Asdac, L. 2004. PEMETAAN KUALITAS AIR TANAH DI KELURAHAN KRICAK KECAMATAN TEGALREJO, YOGYAKARTA DENGAN PEMERIKSAAN JUMLAH BAKTERI Escherichia Coli (E. coli). Jurnal Teknik Pengendalian Lingkungan Vol: 11-12

Dadang, S.  2000. DETEKSI CEPAT BAKTERI Escherichia coli ENTEROHEMORAGIK (EHEK) DENGAN METODE PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION). Jurnal Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan teknologi IsoIop dan Radiasi 1-7.

Deni, L. 2004. Kandungan Mikroorganisme Pada Limbah Cair. TigaSerangkai. Jakarta.

Rizka, P. 2002. Buku Pengantar Lingkungan. Gramedia: Malang.

Sri, A. 2010. Penelitian Bakteri E.coli pada Air limbah saluran irigasi. Jurnal badan penelitian bidang pertanian vol; 1-2.




4.2 Pembahasan
            Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
            Globalisasi dan mobilisasi masyarakat dunia yang demikian cepat, bukannya tidak mungkin wabah bakteri ini akan menyebar ke seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Melihat ganasnya bakteri strain baru itu, tampaknya tidak berlebihan bila masyarakat dan pemerintah Indonesia harus terus waspada. Pemerintah tampaknya harus segera memutuskan perlu tidaknya travel waning pada warga negara Indonesia yang berkunjung ke Eropa. Dalam situasi seperti ini tampaknya Indonesia termasuk yang paling lambat menunggu dan tidak secepat negara lain dalam mengeluarkan travel warning dengan prinsip kehati-hatian melindungi warganya. Bila wabah tersebut masuk ke Indonesia maka diperkirakan akan lebih cepat menyebar, lebih parah dan ganas. Mengingat keadaan geografis Indonesia, kebiasaan perilaku kesehatan masyarakat yang masih rendah, status gizi masyarakat yang kurang dan kepadatan penduduk lebih besar akan membuat penyakit tersebut berkembang biak lebih cepat dan lebih ganas. Penularan infeksi bakteri E Coli dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan setelah buang air besar dan sebelum makan. Cara mencuci tangan yang baik dan benar adalah dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih mengalir. Cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%.
Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan tentang pengenalan bakteri Escherichia coli yang didapatkan dari beberapa sumber limbah cair, baik yang domestik maupun yang non-domestik. Berdasarkan referensi tentang pengenalan bakteri E.coli, bakteri ini diduga sebagai salah satu penyebab penyakit sebatas infeksi saluran pencernaan, namun umumnya banyak yang patut harus dipahami dari bakteri ini. Tujuan dari kegiatan praktikum tersebut selain mengenalkan bakteri E.coli pada praktikan, juga agar praktikan dapat mengetahui jumlah bakteri yang terdapat pada limbah cair, bentuk koloni, warna, konsentras dari bakteri, bentuk tepi bakteri, morfologi sel bakteri dan sifat gram dari bakteri E.coli.  Dari kegiatan pengamatan tentang bakteri E.coli yang diambil dari bebrapa jenis sumber limbah, ternyata pada setiap sumber limbah cair tersebut memiliki perbedaan (bentuk koloni, bentuk tepi, morfologi sel dll). Dari data yang didapat pada kelompok 1 yang sumber limbahnya dari sungai bedadung diketahui jumlah bakteri E.coli  yang didapat dari sumber limbah tersebut berjumlah 61100 dengan bentuk koloni oval, untuk warna koloni dari bateri E.coli dari sumber air bedadung berwarna kuning kecoklatan. Bentuk tepi dari bakteri E.coli pada kelompok 1 dalah bergelombang dengan bau yang menyengat. Untuk morfologi sel dari bakteri ini adalah bulat linjong dengan sifat grap positif. Untuk limbah karet jumlah bakteri yang didapat dari kelompok ini berjumlah 51000 dengan bentuk kolono lonjong dengan warna coklat kehitaman. Bentuk tepi dari bakteri yang didapat dari kelompok 2 ini adalah rata dengan bau yang menyengat dengan bentuk morfologi adalah bulat. Untuk limbah dari sumber air limbah tebu jumlah bakteri adalah 30500 dengan bentk koloni yang lonjong sama dengan bentuk koloni bakteri E.coli pada kelompok 2, untuk warna dari koloni ini adalah kuning kecoklatan. Bentuk tepi dari bakteri E.coli yang didapat dari sumber air limbah tebu adalah bergerigi dengan bau yang busuk dan morfologi selnya berbentuk bulat. Dari sumber limbah saluran irigasi yang didapat dari saluran limbah air dari sawah diketahui jumlah dari bakteri E.coli pada kelompok ini berjumlah 23100 dengan bentuk koloni panjang dengan warna kuning kecoklatan. Bentuk tepi dari bakteri E.coli yang didapat dari kelompok 4 ini adalah rata dengan bau yang menyengat dan morfologi selnya bulat. Untuk limbah cair yang diambil dari limbah rumah tangga jumlah bakteri E.coli yang didapat berjumlah 135000 dengan bentuk koloni lonjong dengan warna kuning kecoklatan, bentuk tepi dari bakteri E.coli  yang didapat dari kelompok 5 menyerupai bentuk tepi E.coli pada kelompok 4 yaitu rata, dengan bau yang menyengat dan morfologi selnya adalah bulat. Untuk konsentrasi dan sifat gram dari tiap-tiap kelompok memiliki kesamaan. Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan jumlah bakteri E.coli yang paling banyak ditemui yaitu pada limbah cair yang bersumber pada saluran rumah tangga dengan jumlah bakteri E.coli 135000. Hal ini dikarenakan kapasitas pembuangan dan perbedaan bahan yang dibuang dalam limbah rumah tangga besar dan bahannya juga berbeda. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap sumber limbah, bakteri E.coli yang terdapat di sana berbdea jumlah dan berbeda morfologi koloni maupun morfologi selnya.
                 E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Morfologi Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.
            Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli memproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.
                E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan.  coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare. E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel.
Escherichia coli yang menyebabkan diare dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu enteropatogenik, enteroinvasif, dan enterotoksigenik:
1.        Escherichia coli enteropatogenik menyebabkan gastroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur dua tahun. Bagaimana mekanisme kelompok E. coli ini di dalam menyebabkan diare masih belum diketahui, tetapi diketahui bahwa kolonisasi usus halus kosong dan ujung usus bagian atas oleh galur enteropatogenik merupakan prasyarat.
2.        Echerichia coli enteroinfasif menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis yang mirip sidrom yang disebabkan oleh Shingella. Galur-galur bakteri ini dikenal sebagai enteroinvasif.
3.        Echerichia coli enterotoksigenik (yang menghasilkan enterotoksin) menghasilkan salah satu atau kedua macam toksin yang berbeda. Beberapa galur menghasilkan yang tahan panas (TP), sedangkan yang lain sebagai tambahan mensintesis juga toksin yang tidak tahan panas (TTP). Beberapa galur hanya menghasilkan TTP. Ke daua macam toksin tersebut menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak.

No comments:

Post a Comment