Kerajaan Animalia
Divisi Arthropoda
Subphylum Hexapoda
Kelas Insecta
Subkelas Pterygota
Infrakelas Neoptera
Pesanan Hemiptera
Subordo Sternorrhyncha
Superfamili Aphidoidea
Keluarga Aphididae
Marga Wereng
Jenis Aphis gossypii Glover
Kutu Daun Kapas merupakan sejenis serangga yang
dianggap perosak. Ia menyerang dengan menghisap cecair dari daun muda, bunga jantan dan
bahagian pucuk pokok.Kutu daun kapas termasuk dalam famili Aphididae ordo Hemiptera, serangga ini bertubuh lunak, berukuran 4-8 mm.
Kelompok Aphids biasanya berkoloni di bawah permukaan daun atau sela-sela daun,
hama ini mengekskresikan embun madu, adanya embun madu yang dikeluarkan kutu
daun dapat dilihat dengan terdapatnya semut atau embun jelaga yang berwarna
hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan permukaan daun tertutupi sehingga
akan menghambat proses fotosintesis.
Gejala serangan
Hama ini mengisap cairan daun, sehingga daun tanaman menggulung, sedangkan pucuk tanaman menjadi keriting. Aphids juga merupakan vektor penyakit virus. Pada fase nimfa dan imago dapat mengisap cairan pada dasar bunga, sehingga mengakibatkan bentuk bunga rusak. Gejala Kutu daun ini menyerang tunas dan daun muda dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga helaian daun menggulung. Koloni kutu ini berwarna hijau kekuningan. Kutu menghasilkan embun madu yang melapisi permukaan daun sehingga merangsang jamur tumbuh (embun jelaga). Di samping itu, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya sehingga timbul gejala kerdil, deformasi dan terbentuk puru pada helaian daun.
Gejala serangan
Hama ini mengisap cairan daun, sehingga daun tanaman menggulung, sedangkan pucuk tanaman menjadi keriting. Aphids juga merupakan vektor penyakit virus. Pada fase nimfa dan imago dapat mengisap cairan pada dasar bunga, sehingga mengakibatkan bentuk bunga rusak. Gejala Kutu daun ini menyerang tunas dan daun muda dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga helaian daun menggulung. Koloni kutu ini berwarna hijau kekuningan. Kutu menghasilkan embun madu yang melapisi permukaan daun sehingga merangsang jamur tumbuh (embun jelaga). Di samping itu, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya sehingga timbul gejala kerdil, deformasi dan terbentuk puru pada helaian daun.
Siklus hidup
Perkembangan kutu daun kapas secara partenogenetik dan vivipar. Di daerah tropis umumnya populasi kutu daun kapas dengan cepat, populasi kutu daun kapas sangat tinggi pada awal musim kering, sedangkan pada periode kering yang panjang dan hujan lebat populasinya sangat menurun. Kebanyakan telurnya hidup di musim dingin, kemudian menghasilkan individu-individu yang tidak bersayap dan bersayap. Pada jenis bentuk-bentuk yang bersayap ini pindah ke tumbuhan inang yang berbeda dan proses produksi berlanjut. Di daerah tropis untuk menyelesaiakan satu siklus hidupnya diperlukan waktu rata-rata 8,2-11, 4 hari.
Teknik pengendalian
Hama Aphids kapas bisa dikendalikan dengan cara melakukan penanaman serempak, sehingga tidak ada perbedaan umur tanaman dalam satu hamparan. Dengan melihat gejala serangan di permukan daun yang kelihatan mengkilap, maka bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan Aphids kapas adalah Confidor 200 SL, Curacron 500 EC, dan Pegasus 500 SC. Selain itu Ada beberapa serangga menguntungkan yang membantu untuk mengendalikan populasi aphid melalui parasitisme dan predasi. Parasit untuk aphid ini ditemukan di Hawaii termasuk Aphelinus gossypi (Timberlake) dan testaceipes Lysiphlebus (Cresson). Beberapa pemangsa termasuk spp Chrysopa., Nesomicromus vagus (Perkins), Zelus renardii.
Perkembangan kutu daun kapas secara partenogenetik dan vivipar. Di daerah tropis umumnya populasi kutu daun kapas dengan cepat, populasi kutu daun kapas sangat tinggi pada awal musim kering, sedangkan pada periode kering yang panjang dan hujan lebat populasinya sangat menurun. Kebanyakan telurnya hidup di musim dingin, kemudian menghasilkan individu-individu yang tidak bersayap dan bersayap. Pada jenis bentuk-bentuk yang bersayap ini pindah ke tumbuhan inang yang berbeda dan proses produksi berlanjut. Di daerah tropis untuk menyelesaiakan satu siklus hidupnya diperlukan waktu rata-rata 8,2-11, 4 hari.
Teknik pengendalian
Hama Aphids kapas bisa dikendalikan dengan cara melakukan penanaman serempak, sehingga tidak ada perbedaan umur tanaman dalam satu hamparan. Dengan melihat gejala serangan di permukan daun yang kelihatan mengkilap, maka bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan Aphids kapas adalah Confidor 200 SL, Curacron 500 EC, dan Pegasus 500 SC. Selain itu Ada beberapa serangga menguntungkan yang membantu untuk mengendalikan populasi aphid melalui parasitisme dan predasi. Parasit untuk aphid ini ditemukan di Hawaii termasuk Aphelinus gossypi (Timberlake) dan testaceipes Lysiphlebus (Cresson). Beberapa pemangsa termasuk spp Chrysopa., Nesomicromus vagus (Perkins), Zelus renardii.
Bioekologi
Secara umum bertubuh lunak, berbentuk
seperti buah per, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni
(bererombol). Perkembangan optimal terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu
generasi berlangsung selama 6-8 hari pada suhu 250C dan 3 minggu pada
suhu 150C.
Bentuk kutu daun kapas ini
bersayap, seksual atau aseksual, menetap atau berpindah-pindah tempat. Pada
daerah tropis yang perbedaan musimnya kurang tegas, kutu ini tinggal pada
inangnya selama setahun sebagai betina-betina yang vivipar partenogenesis. Kutu
dewasa biasanya berpindah tempat untuk menghasilkan kutu-kutu baru yang belum
dewasa dan membentuk koloni baru.
Pengendalian
Monitoring diutamakan pada tunas-tunas muda. Pengendalian dilakukan apabila
populasi hama ini dinilai bisa menghambat atau merusak pertumbuhan tunas.
Sebagai penular penyakti, ambang kendali untuk kutu ini berkisar 25-30 ekor
viruliverous. Di alam kutu ini dikendalikan oleh musuh-musuh alami dari famili
Syrpidae, Coccinellidae, Chrysopidae. Secara kultur teknis, penggunaan mulsa
jerami di bedengan pembibitan jeruk dapat menghambat perkembangan populasi
kutu. Untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin
secara penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila
serangan parah dapat dikendalikan dengan Imidaklopind yang diaplikasikan
melalui saputan batang. Jenis semut dan kutu daun tertentu memiliki
hubungan yang disebut simbiosis. Dalam simbiosis, binatang berbeda jenisnya saling
membantu. Kutu daun merupakan serangga kecil yang bergerak lamban, hidup pada
tumbuh-tumbuhan dan memakan nektar, nektar itu dihisap dari batang pohon dengan
mulutnya yang tajam dan panjang. Sewaktu dicerna, nektar berubah menjadi bahan
manis yang disebut embun madu. Bahan ini kemudian dikeluarkan oleh kutu melalui
organ yang disebut kornikula. Embun madu ini makanan kegemaran semut merah,
yang memakan sebanyak yang dapat dihasilkan oleh kutu daun itu. Dengan
memelihara ternak kutu daun, semut memiliki cadangan yang selalu siap sedia. Untuk melindungi cadangan embun madunya, semut
sangat memperhatikan kutu daun miliknya. Misalnya, semut memindahkan kutu itu
ke tempat yang banyak nektarnya, dan apabila wilayah pencarian makanan itu
menjadi terlalu padat, semut akan memindahkan kutu itu ke wilayah yang lebih
longgar. Semut juga menyerang setiap serangga yang mencoba memakan kutu daun
itu, sekalipun si penyerang mungkin jauh lebih besar daripada semut itu
sendiri. Ilmuwan belum memperoleh
kepastian kapan atau bagaimana hubungan istimewa ini dimulai. Akan tetapi, dengan
ditemukannya semut serta kutu daun yang telah menjadi fosil bersama-sama,
terbukti bahwa dua jenis serangga ini telah saling membantu sekurang-kurangnya sejak
30 juta tahun yang lampau. Kisah semut dan kutu daun tersebut, menurut Stephen
R Covey, disebut efektivitas, yang merupakan keseimbangan antara produksi dan
kemampuan produksi. Produksi
merupakan hasil yang dinginkan, yaitu embun madu. Sedangkan kemampuan produksi
adalah kemampuan atau aset yang menghasilkan embun madu, yaitu kutu daun. Semut
berusaha untuk memelihara dan menjaga kutu daun sebaik-baik, agar kutu daun
tersebut tetap menghasilkan embun madu. Semut melakukan tindakan yang efektif.
No comments:
Post a Comment