I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu faktor yang menunjang tanaman
untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara
dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan
unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk
perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis tanaman
membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Bahwa tanaman panili yang
dipupuk dengan dosis K yang relatif tinggi umumnya terserang penyakit dengan
gejala mirip busuk pangkal batang.
Pada unsur hara N diperlukan untuk membangun
protoplasma sel, pembentukan enzim yang berperan dalam proses fermentasi yang
akan mengubah glukovanilin menjadi vanilin yang beraroma harum.Pemberian
larutan hara dengan konsentrasi yang lebih tinggi menyebabkan warna daun lebih
hijau. Daun yang warnanya lebih hijau umumnya kandungan klorofilnya akan lebih
banyak sehingga proses fotosintesa akan lebih baik. Proses fotosintesa akan
menghasilkan karbohidrat yang digunakan untuk pembentukan tunas.
Tanaman yang diberi unsur
hara P yang cukup warna daunnya menjadi hijau tua. Hara P merupakan unsur
pelengkap dalam pembentukan protein, enzim dan inti sel. Unsur hara ini
merupakan bahan dasar untuk membantu proses assimilasi dan respirasi. Disamping
itu hara P juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan
sistem perakaran yang baik sehingga dapat tanaman panili dapat mengambil unsur
hara lebih banyak Kandungan Kalium yang meningkat di dalam tanaman
akan menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit karena dinding sel tanaman
semakin tebal selain itu proses fotosintesa yang berjalan secara baik secara
tidak langsung akan mempengaruhi keragaan tanaman secara keseluruhan seperti
kekeringan, penyakit dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting mengingat
tanaman panili yang dibudidayakan saat ini peka terhadap penyakit dan kekeringan.
Oleh karena untuk melihat pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman
panili tidak cukup hanya dilihat secara kuantitatif saja tetapi juga secara
kualitatif. Panjang sulur lebih peka terhadap kekurangan unsur hara N dan P
dibandingkan dengan jumlah daun. Sedangkan jumlah daun lebih peka terhadap
kelebihan N.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui
batas kritis suatu unsur pada tanaman
II.TINJAUAN PUSTAKA
Upaya peningkatan produksi jagung, baik
melalui intensifikasi maupun
ekstensifikasi,
selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik, untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan
secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan
kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, keberlanjutan sistem produksi,
dan keuntungan yang memadai bagi
petani.Pemupukan
berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat,
terutama tanah. Konsep pengelolaan
hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara
alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk padi sawah irigasi (Syafruddin,
Faesal, dan M.Akil.2008).
Konsep serupa juga digunakan untuk rekomendasi pemupukan
yang baru pada tanaman jagung di Nebraska (Amerika Serikat), dengan penekanan khusus pada
pemahaman potensi hasil
dan senjang hasil sebagai dasar
perbaikan
rekomendasi pengelolaan hara
yang bersifat spesifik lokasi (Dobermann et al. 2003). Pengelolaan hara spesifik lokasi
berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun
waktu pemberiannya, dengan
mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan
kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al.
2003) Pengapuran
masih cukup relevan dalam upaya ameliorasi lahan kering yang bereaksi masam dengan
kandungan Al yang tinggi dan pada lahan pasang surut sulfat masam untuk
menetralisasi keracunan Al maupun Fe. Tidak tersedianya kapur pada saat yang
tepat dan biaya pengapuran yang
mahal
sering menjadi kendala dalam upaya peningkatan produktivitas lahan melalui pengapuran.
(Syafruddin, Faesal, dan M.Akil.2008).
Penggunaan bahan organik perlu mendapat
perhatian yang lebih besar,
mengingat
banyaknya lahan yang telah mengalami degradasi bahan organik, di samping mahalnya
pupuk anorganik (urea, ZA, SP36, dan KCl). Penggunaan pupuk anorganik secara
terus-menerus tanpa tambahan pupuk
organik
dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap
tanaman antara lain adalah total
pasokan
hara, kelembaban
tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan
faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Syafruddin, Faesal, dan M.Akil.2008)
Sedikit N, P, dan K diserap tanaman pada
pertumbuhan fase 2, dan serapan
hara sangat cepat
terjadi selama fase vegetatif dan pengisian biji. Unsur N dan P
terus-menerus diserap tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K terutama
diperlukan saat silking.
Sebagian besar N dan P dibawa
ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu dialihkan ke biji. Sebanyak 2/3-3/4
unsur K tertinggal di batang. Dengan demikian, N dan P terangkut dari tanah
melalui biji saat panen, tetapi K tidak.(Anonim.1998)
Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara
spesifik lokasi, bergantung
pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara
spesifik lokasi mempertimbangkan
kemampuan tanah menyediakan
hara secara alami dan pemulihan
hara
yang sebelumnya dimanfaatkan
untuk padi sawah irigasi (Fairhurst.2002).
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh
dan berproduksi secara
optimal adalah ketersediaan
unsur
hara dalam jumlah yang cukup
di dalam tanah. Jika tanah tidak
dapat
menyediakan unsur hara yang
cukup
bagi tanaman, maka pemberian
pupuk
perlu dilakukan untuk memenuhi
kekurangan
tersebut. Setiap jenis tanaman
membutuhkan unsur hara dalam
jumlah
yang berbeda. Ketidak tepatan
pemberian unsur hara/pupuk
selain
akan menyebabkan tanaman tidak
dapat
tumbuh dan berproduksi secara
optimal
juga merupakan pemborosan
tenaga dan biaya (tidak
efisien). Agar
usaha pemupukan menjadi efisien
maka, pemberian pupuk tidak
cukup hanya
melihat keadaan tanah dan lingkungan
saja, tetapi juga harus
mempertimbangkan kebutuhan
pokok unsur hara
tanaman. Dengan diketahui kebutuhan
kebutuhan pokok unsur hara
tanaman maka dosis
dan jenis pupuk dapat ditentukan
lebih
tepat.( Agus Ruhnayat.2007)
Pemupukan merupakan suatu tindakan yang
harus dilakukan
dalam budidaya kapas karena kondisi lahan yang diperuntukkan tanaman kapas
biasanya tidak subur
bahkan cenderung marginal. Konsep
pemupukan
berimbang yang dipopulerkan
tahun 1987 merupakan
upaya untuk menentukan kebutuhan
pupuk
dengan tepat. Pendekatan tersebut sebenarnya baik, tetapi dengan
berjalannya waktu,
konsep tersebut banyak
disalahartikan menjadi pemupukan yang lengkap jenisnya dengan jumlah tertentu
sehingga dalam
prakteknya sering berlebihan
unsur
tertentu dan
ada unsur lain yang tidak dipenuhi. Upaya untuk menentukan pemupukan yang tepat
agar produktivitas
tanaman tetap optimal dan pemborosan
pupuk
dapat dihindari, diperkenalkan konsep pemupukan rasional. Pemupukan rasional adalah memberikan jenis hara
yang kurang melalui pemupukan
dalam dosis
yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan sesuai dengan kemampuan
tanah
menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Rekomendasi
pemupukan kapas pada
awalnya didekati
melalui percobaan-percobaan pemupukan lapang di lokasi pengembangan kapas yang
hasilnya bersifat
sangat spesifik sehingga kurang tepat untuk diekstrapolasikan.( Fitriningdyah.2006)
Dengan selalu berpindahpindahnya lokasi pengembangan
kapas maka metode tersebut
menjadi kurang relevan. Status hara tanah yang diperoleh dari hasil analisis
tanah, apat menggambarkan
tingkat kemampuan tanah menyediakan
hara sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan pupuk
tanaman kapas
yang rasional. Pemupukan
rasional
pada kapas adalah
untuk Nitrogen berdasarkan kadar N-NO3 tanah dengan batas kritis
20-25 ppm, untuk pemupukan
P berdasarkan P tersedia dalam tanah (POlsen) dengan batas kritis 20
ppm P, sedangkan untuk pemupukan
K berdasarkan pada K tersedia dalam
tanah
(K-dd) dengan batas kritis 150 ppm K. Pupuk kandang, bokashi dan
limbah pabrik (sipramin) dapat
digunakan
sebagai pupuk organik alternatif pada tanaman kapas dan dapat meningkatkan
kesuburan tanah.( Fitriningdyah.2006)
Pada tanaman unsur
hara N diperlukan untuk membangun protoplasma sel, pembentukan enzim yang
berperan dalam proses fermentasi yang akan mengubah glukovanilin menjadi
vanilin yang beraroma harum.Pemberian larutan hara dengan konsentrasi yang
lebih tinggi menyebabkan warna daun lebih hijau. Daun yang warnanya lebih hijau
umumnya kandungan klorofilnya akan lebih banyak sehingga proses fotosintesa
akan lebih baik. Proses fotosintesa akan menghasilkan karbohidrat yang
digunakan untuk pembentukan tunas.(Setiawan
Budiharso.1998)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruhnayat.2007.Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N.P.K Untuk
Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Anonim.1998.Pengolahan Unsur
Hara.Gramedia.Jakarta
Fairhurst.2002.Hubungan Ketersediaan Hara Dengan
Tanaman.Gramedia.Jakarta
Fitrining Dyah Tri Kadarwati.2006.Pemupukan Rasional Dalam Upaya
Peningkatan Produktivitas Kapas.Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan
Serat Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute Jl. Raya
Karangploso.Kotak Pos 199.Malang-Jawa Timur.
Setiawan Budiharso.1998.Pemupukan
Tanaman.PT.Grasindo.Jakarta
Syafruddin,
Faesal, dan M. Akil.2008.
Pengolahan Hara Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia.Maros.
IV.PEMBAHASAN
Perlakuan
yang paling optimum adalah perlakuan dua,karena pertumbuhan jumlah daun,lebar
daun tinggi tanaman,jumlah klorofil semakin hari semakin meningkat dan konsisten.
Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan
unsur hara, yaitu: (1) aliran massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar. Hara
yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap tanaman
melalui dua proses, yaitu:
1. Proses Aktif, yaitu: proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif
atau proses penyerapan hara yang memerlukan adanya energi metabolik, dan
2. Proses Selektif, yaitu: proses penyerapan unsur hara yang terjadi secara
selektif.
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat berlangsung apabila
tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses
pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman berlangsung akan
dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan
unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman
berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses
aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar
yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar
ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.
Proses Selektif:
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding sel, (2)
membran sel, (3) protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak
aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah. Sedangkan bagian dalam
terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh
membran. Membran ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan
melaluinya. Proses penyerapan unsur hara yang melalui mekanisme seleksi yang
terjadi pada membran disebut sebagai proses selektif.
Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara yang terjadi pada membran
diperkirakan berlangsung melalui suatu carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini
bersenyawa dengan ion (unsur) terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih
tersebut dibawa masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membran sel.
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:
(1) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+,
Mg2+, dan NH4+) maka dari akar akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang
setara, serta
(2) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-, H2PO4-,
SO4-) maka dari akar akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.
Penyerapan
hara yang lama menyebabkan konsentrasi hara dalan sel jauh lebih tinggi, ini
dikenal dengan akumulasi hara. Namun secara alamiah tumbuhan mempunyai
mekanisme sendiri untuk menghambat terjadinya akumulasi unsur hara, Kejelasan
mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur
ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam
bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil Peran
lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos bioaktif
dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer).
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba Mekanisme
Penyerapan Unsur Hara Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga
kategori, yaitu: (1) tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap
akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah.
Unsur hara N diserap saat akar tanaman menyerap unsur hara
dalam bentuk massa air oleh akar tanaman terikut juga terbawa unsur hara
Mekanisme pengikatan Al+++ dan Fe++ oleh gugus fungsi dari penyediaan maupun
penyerapan unsur hara bagi tanaman. dan membantu penyerapan hara N oleh tanaman.
Setiap
mahkluk hidup pasti membutuhkan nutrien sebagai sumber energi pertumbuhan,
demikian pula halnya dengan tanaman. Untuk dapat hidup dan berkebang secara
baik setiap harinya tanaman membutuhkan bahan nutrsi berupa unsur hara yang
dapat dikonsumsi.
Setiap jenis
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman
tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian
unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik
dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran
yang semestinya diberikan.
Fungsi Nitrogen (n)
- Penyusun Purin, Alkohid, Enzym, Zat Pengatur
Tumbuh, Klorofil, Membran sel
- Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
- Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu
sendiri
- Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein
dalam tanaman
- Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau )
seperti daun
Kekurangan Nitrogen
- Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya :
pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan
tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
- Klorosis di daun tua dan semakin parah akan
terjadi juga pada daun muda
Pemberian
pupuk yang tidak seimbang, berlebih, atau kurang dari kebutuhan tanaman,
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman. Kelebihan
dan kekurangan pada salah satu unsur hara ditunjukkan dengan gejala perubahan
warna.gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman jagung.Dengan adanya pemupukan
tanaman jagung semakin cepat pertumbuhannya.
Pengaruh N terhadap percepatan fase vegetative adalah nitrogen (n) nitrogen berperan dalam
pembentukan sel , jaringan dan organ tanaman. ia berfungsi sebagai sebagai
bahan sintetis klorofil.gejala
kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman.
V.KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Pemberian
pupuk yang tidak seimbang, berlebih, atau kurang dari kebutuhan tanaman,
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman
2. Kelebihan dan kekurangan pada salah
satu unsur hara ditunjukkan dengan gejala perubahan warna.gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman jagung.Dengan adanya pemupukan
tanaman jagung semakin cepat pertumbuhannya.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memperhatikan dosis unsur hara
yang ditambahkan,dan harus rajin menyiram tanaman agar tidak mati.
No comments:
Post a Comment