Friday, April 13, 2012

makalah kelebihan dan kekuranganh unsure hara makro


I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Bahwa tanaman panili yang dipupuk dengan dosis K yang relatif tinggi umumnya terserang penyakit dengan gejala mirip busuk pangkal batang.
Pada unsur hara N diperlukan untuk membangun protoplasma sel, pembentukan enzim yang berperan dalam proses fermentasi yang akan mengubah glukovanilin menjadi vanilin yang beraroma harum.Pemberian larutan hara dengan konsentrasi yang lebih tinggi menyebabkan warna daun lebih hijau. Daun yang warnanya lebih hijau umumnya kandungan klorofilnya akan lebih banyak sehingga proses fotosintesa akan lebih baik. Proses fotosintesa akan menghasilkan karbohidrat yang digunakan untuk pembentukan tunas.
Tanaman yang diberi unsur hara P yang cukup warna daunnya menjadi hijau tua. Hara P merupakan unsur pelengkap dalam pembentukan protein, enzim dan inti sel. Unsur hara ini merupakan bahan dasar untuk membantu proses assimilasi dan respirasi. Disamping itu hara P juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga dapat tanaman panili dapat mengambil unsur hara lebih banyak Kandungan Kalium yang meningkat di dalam tanaman akan menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit karena dinding sel tanaman semakin tebal selain itu proses fotosintesa yang berjalan secara baik secara tidak langsung akan mempengaruhi keragaan tanaman secara keseluruhan seperti kekeringan, penyakit dan sebagainya. Hal tersebut sangat penting mengingat tanaman panili yang dibudidayakan saat ini peka terhadap penyakit dan kekeringan. Oleh karena untuk melihat pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan tanaman panili tidak cukup hanya dilihat secara kuantitatif saja tetapi juga secara kualitatif. Panjang sulur lebih peka terhadap kekurangan unsur hara N dan P dibandingkan dengan jumlah daun. Sedangkan jumlah daun lebih peka terhadap kelebihan N.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui batas kritis suatu unsur pada tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA
Upaya peningkatan produksi jagung, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, keberlanjutan sistem produksi, dan keuntungan yang memadai bagi petani.Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk padi sawah irigasi (Syafruddin, Faesal, dan M.Akil.2008).
Konsep serupa juga digunakan untuk rekomendasi pemupukan yang baru pada tanaman jagung di Nebraska (Amerika Serikat), dengan penekanan khusus pada pemahaman potensi hasil dan senjang hasil sebagai dasar perbaikan rekomendasi pengelolaan hara yang bersifat spesifik lokasi (Dobermann et al. 2003). Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Makarim et al. 2003) Pengapuran masih cukup relevan dalam upaya ameliorasi lahan kering yang bereaksi masam dengan kandungan Al yang tinggi dan pada lahan pasang surut sulfat masam untuk menetralisasi keracunan Al maupun Fe. Tidak tersedianya kapur pada saat yang tepat dan biaya pengapuran yang mahal sering menjadi kendala dalam upaya peningkatan produktivitas lahan melalui pengapuran. (Syafruddin, Faesal, dan M.Akil.2008).
Penggunaan bahan organik perlu mendapat perhatian yang lebih besar, mengingat banyaknya lahan yang telah mengalami degradasi bahan organik, di samping mahalnya pupuk anorganik (urea, ZA, SP36, dan KCl). Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tanpa tambahan pupuk organik dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Syafruddin, Faesal, dan M.Akil.2008)
Sedikit N, P, dan K diserap tanaman pada pertumbuhan fase 2, dan serapan hara sangat cepat terjadi selama fase vegetatif dan pengisian biji. Unsur N dan P terus-menerus diserap tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K terutama diperlukan saat silking. Sebagian besar N dan P dibawa ke titik tumbuh, batang, daun, dan bunga jantan, lalu dialihkan ke biji. Sebanyak 2/3-3/4 unsur K tertinggal di batang. Dengan demikian, N dan P terangkut dari tanah melalui biji saat panen, tetapi K tidak.(Anonim.1998)
Pemupukan berimbang adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, bergantung pada lingkungan setempat, terutama tanah. Konsep pengelolaan hara spesifik lokasi mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami dan pemulihan hara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk padi sawah irigasi (Fairhurst.2002).
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang berbeda. Ketidak tepatan pemberian unsur hara/pupuk selain akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal juga merupakan pemborosan tenaga dan biaya (tidak efisien). Agar usaha pemupukan menjadi efisien maka, pemberian pupuk tidak cukup hanya melihat keadaan tanah dan lingkungan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan kebutuhan pokok unsur hara tanaman. Dengan diketahui kebutuhan kebutuhan pokok unsur hara tanaman maka dosis dan jenis pupuk dapat ditentukan lebih tepat.( Agus Ruhnayat.2007)
Pemupukan merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan dalam budidaya kapas karena kondisi lahan yang diperuntukkan tanaman kapas biasanya tidak subur bahkan cenderung marginal. Konsep pemupukan berimbang yang dipopulerkan tahun 1987 merupakan upaya untuk menentukan kebutuhan pupuk dengan tepat. Pendekatan tersebut sebenarnya baik, tetapi dengan berjalannya waktu, konsep tersebut banyak disalahartikan menjadi pemupukan yang lengkap jenisnya dengan jumlah tertentu sehingga dalam prakteknya sering berlebihan unsur tertentu dan ada unsur lain yang tidak dipenuhi. Upaya untuk menentukan pemupukan yang tepat agar produktivitas tanaman tetap optimal dan pemborosan pupuk dapat dihindari, diperkenalkan konsep pemupukan rasional. Pemupukan rasional adalah memberikan jenis hara yang kurang melalui pemupukan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan sesuai dengan kemampuan tanah menyediakan unsur hara bagi tanaman. Rekomendasi pemupukan kapas pada awalnya didekati melalui percobaan-percobaan pemupukan lapang di lokasi pengembangan kapas yang hasilnya bersifat sangat spesifik sehingga kurang tepat untuk diekstrapolasikan.( Fitriningdyah.2006)
Dengan selalu berpindahpindahnya lokasi pengembangan kapas maka metode tersebut menjadi kurang relevan. Status hara tanah yang diperoleh dari hasil analisis tanah, apat menggambarkan tingkat kemampuan tanah menyediakan hara sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan pupuk tanaman kapas yang rasional. Pemupukan rasional pada kapas adalah untuk Nitrogen berdasarkan kadar N-NO3 tanah dengan batas kritis 20-25 ppm, untuk pemupukan P berdasarkan P tersedia dalam tanah (POlsen) dengan batas kritis 20 ppm P, sedangkan untuk pemupukan K berdasarkan pada K tersedia dalam tanah (K-dd) dengan batas kritis 150 ppm K. Pupuk kandang, bokashi dan limbah pabrik (sipramin) dapat digunakan sebagai pupuk organik alternatif pada tanaman kapas dan dapat meningkatkan kesuburan tanah.( Fitriningdyah.2006)
Pada tanaman unsur hara N diperlukan untuk membangun protoplasma sel, pembentukan enzim yang berperan dalam proses fermentasi yang akan mengubah glukovanilin menjadi vanilin yang beraroma harum.Pemberian larutan hara dengan konsentrasi yang lebih tinggi menyebabkan warna daun lebih hijau. Daun yang warnanya lebih hijau umumnya kandungan klorofilnya akan lebih banyak sehingga proses fotosintesa akan lebih baik. Proses fotosintesa akan menghasilkan karbohidrat yang digunakan untuk pembentukan tunas.(Setiawan Budiharso.1998)


DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruhnayat.2007.Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N.P.K Untuk
Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Anonim.1998.Pengolahan Unsur Hara.Gramedia.Jakarta
Fairhurst.2002.Hubungan Ketersediaan Hara Dengan Tanaman.Gramedia.Jakarta
Fitrining Dyah Tri Kadarwati.2006.Pemupukan Rasional Dalam Upaya
Peningkatan Produktivitas Kapas.Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan
Serat Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute Jl. Raya
Karangploso.Kotak Pos 199.Malang-Jawa Timur.
Setiawan Budiharso.1998.Pemupukan Tanaman.PT.Grasindo.Jakarta
Syafruddin, Faesal, dan M. Akil.2008. Pengolahan Hara Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia.Maros.

IV.PEMBAHASAN


Perlakuan yang paling optimum adalah perlakuan dua,karena pertumbuhan jumlah daun,lebar daun tinggi tanaman,jumlah klorofil semakin hari semakin meningkat dan konsisten.
Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan unsur hara, yaitu: (1) aliran massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar. Hara yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap tanaman melalui dua proses, yaitu:
1. Proses Aktif, yaitu: proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif atau proses penyerapan hara yang memerlukan adanya energi metabolik, dan
2. Proses Selektif, yaitu: proses penyerapan unsur hara yang terjadi secara selektif.
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.
Proses Selektif:
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding sel, (2) membran sel, (3) protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah. Sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh membran. Membran ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan melaluinya. Proses penyerapan unsur hara yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada membran disebut sebagai proses selektif.
Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara yang terjadi pada membran diperkirakan berlangsung melalui suatu carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan ion (unsur) terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membran sel.
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:
(1) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+, Mg2+, dan NH4+) maka dari akar akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara, serta
(2) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-, H2PO4-, SO4-) maka dari akar akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.
Penyerapan hara yang lama menyebabkan konsentrasi hara dalan sel jauh lebih tinggi, ini dikenal dengan akumulasi hara. Namun secara alamiah tumbuhan mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat terjadinya akumulasi unsur hara, Kejelasan mengenai mekanisme pemindahan gen pada bakteri dan peran dari unsur-unsur ekstrakromosom, telah membuka kemungkinan untuk memindahkan DNA asing ke dalam bakteri. Manipulasi genetik memungkinkan untuk memasukkan sepotong kecil Peran lain mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah.
Unsur hara N diserap saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk massa air oleh akar tanaman terikut juga terbawa unsur hara Mekanisme pengikatan Al+++ dan Fe++ oleh gugus fungsi dari penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. dan membantu penyerapan hara N oleh tanaman.
Setiap mahkluk hidup pasti membutuhkan nutrien sebagai sumber energi pertumbuhan, demikian pula halnya dengan tanaman. Untuk dapat hidup dan berkebang secara baik setiap harinya tanaman membutuhkan bahan nutrsi berupa unsur hara yang dapat dikonsumsi.
Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya diberikan.
Fungsi Nitrogen (n)
  • Penyusun Purin, Alkohid, Enzym, Zat Pengatur Tumbuh, Klorofil, Membran sel
  • Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
  • Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
  • Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
  • Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
Kekurangan Nitrogen
  • Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
  • Klorosis di daun tua dan semakin parah akan terjadi juga pada daun muda
Pemberian pupuk yang tidak seimbang, berlebih, atau kurang dari kebutuhan tanaman, menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman. Kelebihan dan kekurangan pada salah satu unsur hara ditunjukkan dengan gejala perubahan warna.gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman jagung.Dengan adanya pemupukan tanaman jagung semakin cepat pertumbuhannya.
Pengaruh N terhadap percepatan fase vegetative adalah  nitrogen (n) nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan dan organ tanaman. ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil.gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman.


V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.   Pemberian pupuk yang tidak seimbang, berlebih, atau kurang dari kebutuhan tanaman, menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman
2.  Kelebihan dan kekurangan pada salah satu unsur hara ditunjukkan dengan gejala perubahan warna.gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara makro dan mikro pada tanaman jagung.Dengan adanya pemupukan tanaman jagung semakin cepat pertumbuhannya.


5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memperhatikan dosis unsur hara yang ditambahkan,dan harus rajin menyiram tanaman agar tidak mati.

No comments:

Post a Comment