BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Belakangan ini penggunaan pestisida sintesis
(menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman
untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa dampak negatif
bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri (Daniel, 2008).
Catatan WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi
keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut
yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan
pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida,
membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan
yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Dosis yang digunakan
pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan,
dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu
saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga
terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis
tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang
ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang
menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan
memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati
dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk
tanamannya.
Banyak resep yang dapat ditemukan dari pengalaman. Selain
itu, perhatikan teknis saat memberikan pestisida alami. Perhatikan curah hujan
dan saat penyemprotannya. Usahakan menyemprot setelah hujan agar tidak luntur
oleh air hujan. Tanaman Azadirachta indica Juss.(
Glick, B.R. 1995)
Tanaman Azadirachta
indica Juss mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut “the
village pharmacy”, dimana Azadirachta indica Juss, digunkaan untuk penyembuhan
penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit
kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun Azadirachta indica Juss
juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes,
anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri
dan antiviral (Narula, 1997).
Seduhan kulit
batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit
dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu
setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai
obat penyakit lambung di India .
Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak.
Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria (Heyne,
1987).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui beberapa jenis pestisida
nabati beserta cara- cara pembuatan pestisida nabati.
BAB
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Hama. Dan pada waktu
hari Kamis tanggal 18 November 2010. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Fakultas Pertanian. Universitas Jember.
2.1 Ekstrak Daun Mimba
2.1.1
Bahan
Dan Alat
Bahan
dan alat yang diperlukan adalah Air tajin 1000 ml, Alcohol 40%, Daun Nimba
sebnyak 200 gr, Blender, Botol/jurigen, EM4, Molase , Serai, Jahe, kunyit, lengkuas,
kencur, temulawak, bawang merah, bawang putih, dan brotowali,
2.1.2 Cara
Kerja
1.
Memotong kecil-kecil Serai, Jahe,
kunyit, lengkuas, kencur, temulawak, bawang merah, bawang putih, dan brotowali,
dan daun mimba, kemudian di blender sampai halus dan bersifat homogen. Air yang
di gunakan untuk menghaluskan adalah air tajin sebanyak 1000ml.
2.
Setelah semua bahan halus dan bersifat
homogen masukkan cairan molase, alcohol 40% dan EM4 masing-masing sebanyak
100ml kedalam jurigen.
3.
Setelah itu menutup rapat-rapat jurigen,
kemudian di simpan selama 15 hari pengamatan dan dilakukan pengamatan.
2.2 Ekstrak Daun Sirsak
2.2.1 Bahan Dan Alat
Alat
dan bahan yang diperlukan adalah 1000 ml air, 25 lembar daun sirsak, Blender, Botol/jurigen, sabun
colek 0,5 gr, 10 cm jeringau, dan bawang putih
2.2.2
Cara
Kerja
1.
Memotong-motong Daun sirsak, jeringau,
dan bawang putih dihaluskan dengan blender dengan volume air secukupnya sampai
hancur/halus
2.
Memasukan bahan yang telah halus
tersebut dimasukkan kedalam jurigen/botol plastic dan ditambahkan sabun colek
sebanyak 0,5 gr kemudian gojok
3.
Melakukan penyimpanan selama 2 hari dan
dilakukan pengamatan.
2.3
Ekstrak Belengse
2.3.1 Bahan Dan Alat
Alat
dan bahan yang diperlukan adalah daun nimba 200 gr air sebanyak 1000 ml, sabun
colek 0,5 gr, lengkuas, serai, Blender, dan Botol/jurigen
2.3.2 Cara Kerja
1.
Daun Nimba, lengkuas, dan daun serai
yang telah dipotong-potong kecil-kecil dihaluskan dengan blender sampai menjadi
larutan yang homogen dengan menggunakan air sebanyak 1000 ml.
2.
Setelah halus ditambahkan sabun colek
sebanyak 0,5 gr untuk kemudian di masukkan kedalam botol plastic/jurigen.
3.
Larutan disimpan selama 1 hari dan
dilakukan pengamatan
BAB
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1
Ekstrak Daun Sirsak
Perubahan
|
||||
No
|
Tanggal/ Hari
|
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
1
|
18/11/2010
Pagi
|
Cair
|
Hijau
|
Amis
|
|
Sore
|
Cair
|
Hijau
|
Amis
|
2
|
19/11/2010
|
Mengental
+Mengendap
|
Hijau
|
Menyengat
|
|
Sore
|
Mengental
+Mengendap
|
Hijau
|
Menyengat
|
3.2 Pengamatan Belengse
No
|
Tanggal/ Hari
|
Waktu
|
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
1
|
18/11/2010
|
Pagi
|
-
|
Hijau Tua
|
-
|
2
|
18/11/2010
|
Sore
|
-
|
Hijau Tua
|
-
|
3.3 Pengamatan Ekstrak Nimba
Nama Ekstraksi
|
Tanggal
|
Perubahan
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
Ekstraksi Daun
Nimba+ EM4
|
18/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
Coklat Tua
-
|
-
-
|
|
19/11/2010
Pagi
Sore
|
Terjadi
Pengendapan antara cairan dan daun yang dihaluskan
|
-
-
|
Menyengat
-
|
|
20/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
-
-
|
|
|
21/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
-
-
|
|
|
22/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
-
-
|
|
|
23/11/2010
Pagi
Sore
|
Tidak terjadi
perubahan masih sama seperti hari sebelumnya
|
Warna menjadi
coklat tua
|
Semakin
Menyengat
|
|
24/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
-
|
|
|
25/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
|
|
|
26/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
|
|
|
27/11/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
|
|
|
28/10/2010
Pagi
Sore
|
-
-
|
|
|
|
29/10/2010
Pagi
Sore
|
Mengeluarkan
gelembung dan setelah dibuka mengeluarkan gas
|
Warna berubah
menjadi coklat yang lebih muda
|
Baunya sangat
menyengat
|
|
30/10/2010
Pagi
Sore
|
Mengeluarkan
gelembung dan setelah dibuka mengeluarkan gas
|
Warna berubah
menjadi coklat yang lebih muda
|
Baunya sangat
menyengat
|
|
1/12/2010
Pagi
Sore
|
Mengeluarkan
gelembung dan setelah dibuka mengeluarkan gas
|
Warna berubah
menjadi coklat yang lebih muda
|
Baunya sangat
menyengat
|
3.4 Pembahasan
Tanaman Mimba (Azadirachta indica)
merupakan tanaman obat yang
memiliki
berbagai macam kegunaan. Salah satu kegunaannya sebagai biopestisida
(larvasida).
Daya larvasida daun mimba berasal dari kandungan aktifnya yang disebut azadirachtin
dan salanin. (Anonim, 1989;
Hartwe11,1987; Perry, 1980). Berbagai metode pengujian untuk mengetahui
aktivitas biologis suatu senyawa dari bahan alam telah diperkenalkan. Uji
sitotoksik merupakan salah satu
pengembangan metode untuk memprediksi keberadaan senyawa yang bersifat toksik
pada sel yang merupakan syarat mutlak untuk obat-obat antikanker. Teknik
sulforho damine B (SRB) adalah salah satu dari beberapa metode uji sitotoksik
in vitro yang baik dan sensitive untuk memprediksi senyawa sitotoksik dari
bahan alam (Perez et al., 1993; Skehan et al., 1990).
Tanaman mimba (Azadirachta
indica) termasuk familia Meliaceae.Mimba,
terutama
dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi
metabolit
sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian
(pestisida
dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obatobatan).8 Diantarnya
adalah
azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin yang merupakan
kandungan
bermanfaat baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi
(kosmetik dan obat-obatan).8 Berdasar penelitian yang dilakukan oleh RD Ndione,
O Faye, M Ndiaye, A Dieye, dan JM Afoutou pada tahun 2007, dengan menggunakan
bijij daun mimba terhadap larva Aedes aegypti Linnaeus 1762, yang
juga mengandung azadirachtin, salalinin, meliantriol, nimbin dan nimbidin,
mampu membunuh larva Aedes aegypti.1 Ekstrak daun mimba berefek
insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Mimba tidak membunuh hama
secara cepat namun memiliki mekanisme kerja menurunkan nafsu makan dan
menghambat pertumbuhan dan reproduksi. Azadirachtin merupakan penurun nafsu
makan dan ecdyson blocker (penghambat hormone petumbuhan serangga). Salanin
merupakan salah satu penurun nafsu makan. (Gofron. 2009.)
Meliantriol
berperan sebagai penghalau (repellent) sehingga serangga enggan
mendekati tanaman tersebutNimbin dan Nimbidin, memiliki aktivitas antimikroba,
antifungi dan antiviral, pada manusia dan hewan. Daun mimba jugadapat digunakan
dalam membantu berbagai masalah kesehatan. Air yang dicampur ekstrak mimba
digunakan untuk mandi dan untuk menyembuhkan ruam merah kulit karena panas dan
kulit yang melepuh.Senyawa-senyawa yang bdikandung daun mimba seperti
azadirachtin, salanin dan meliantriol tersebut itulah yang diduga dapat
memberikan efek larvasida dari ekstrak ethanol daun mimba. Selain itu, tanaman
mimba mudah ditemukan disekitar lingkungan kita, namun sangat disayangkan masih
minimalnya pemanfaatan dari tanaman mimba ini (Kardiman A. 2008)
Mimba mempunyai nama lain : Antelaea azadirachta (L.) Adelb., Azedarach fraxinifolia Moench, Melia
azadirachta L., M. fraxinifolia Adelb., M. indica (A.Juss.) Brandis, M. pinnata
Stokes
Nama
umum/dagang: Mimba
Nama
daerah/lokal : Mimba, Nimba (sunda), Intaran (Bali, Nusa Tenggara), Imbau (Jawa
Timur), Mempheuh, Membha (Madura).
Dari praktikum yang kami lakukan kali ini, kelompok
kami menggunkan daun mimba basah dan kering sebagai bahan yang digunakan untuk
pestisida nabati.kita menggunakan daun mimba kering dan basah bertujuan untuk
mengetahui perbedaan dari dua jenis daun tersebut. Pada daun mimba yang kering
warna larutan yang sebelumnya diendapkan selama 2 hari berwarna adalah coklat
kehijauan dan daun mimba yang basah warna larutan yang sebelumnya diendapkan
selama 2 hari berwarna coklat kekuningan. Dan bau dari endapan tersebut pesing.
Dalam praktikum ini, larutan tersebut terdapat endapan, endapan pada daun mimba
kering adalah coklat kekeringan sedangkan pada daun mimba basah adalah hijau
kekuningan. Berat massa jenis serbuk lebih besar
daripada berat massa
jenis air, sedangkan air yang digunakan adalah 100 ml. Akibatnya larutan tersebut
terdapat endapan. kedudukan tanaman mimba
diklasifikasikan
sebagai berikut
Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Viridaeplantae
Phylum
: Tracheophyta
Subphylum
: Euphyllophytina
Infraphylum
: Radiatopses
Class
: Magnoliopsida
Subclass
: Rosidae
Superorder
: Rutanae
Order
: Rutales
Suborder
: Meliineae
Family
: Meliaceae
Subfamily
: Clusioideae
Genus
: Azadirachta
Specific
epithet : indica – A.Juss
Botanical
name : Azadirachta indica Adr. Juss
Gambar 1. Pohon Mimba
Daun mimba dicuci bersih dengan air,
kemudian diris tipis-tipis. Daun mimba tidak boleh dikeringkan di bawah sinar
mataharii karena dapat menghilangkan efek insektisida dari daun mimba itu
sendiri. Daun mimba yang telah diiris kemudian diekstraksi dengan menggunakan
metode Maserasi (cara dingin) dan menggunakan pelarut alkohol (ethanol). Metode
Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan(Ndione RD,2007 )
Maserasi kinetik berarti dilakukan
pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambah pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya Sisa ekstrak dengan sisa pelarut kemudian diuapkan dengan menggunakan
water bath untuk menghilangkan pelrutnya sehingga didapatkan ekstrak
yang kental. Dalam hasil pengamatan dapat kita peroleh hasil yaitu banyak
terjadi endapan antara cairan yang di dalam botol. Karena penggunaan pestisida
nabati ini hanya berfungsi untuk satu kali pemakaian. Jadi hari kedua tidak
dapat diaplikasikan lagi(Daniel, 2008)
Dalam
pengaplikasian pestisida nabati ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun
kelebihan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu,degradasi/penguraian yang
cepat oleh sinar matahari,memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan
napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian.memiliki spectrum
pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif.selain
itu juga dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida
kimia,hitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman selain itu
pestisida nabati juga cukup murah
dan mudah dibuat oleh petani ( Okumu FO,2006)
Ekstrak daun sirsak (Annona
muricata Linn)
Gambar 3 Ket: Ekstrak Belengse Gambar 2.
Ekstrak Sirsak
Pembuatan ekstrak bahan nabati dengan
pelarut metanol.Bahan nabati segar sebanyak 25 g dicincang kemudian diekstrak
dengan pelarut metanol p.a sebanyak 100 ml selama 15 menit. Ekstraksi dilakukan
dengan menggunakan blender. Hasil ekstraksi disentrifusi selama 20 menit dengan
kecepatan 3.000 rpm, kemudian diuapkan menggunakan freezer dryer hingga
volume ± 1 ml. Larutan tersebut kemudian diencerkan menggunakan akuades menjadi
konsentrasi 5% dan selanjutnya larutan siap digunakan untuk perlakuan. Pembuatan
ekstrak bahan nabati dengan pelarut air. Bahan nabati segar sebanyak 100 g
dicincang kemudian
diekstrak dengan pelarut air dengan perbandingan 1:3. Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan homogenizer/ blender selama 15 menit. Hasil
ekstraksi dibiarkan selama 24 jam kemudian disaring menggunakan kain halus dan selanjutnya
larutan siap digunakan sebagai perlakuan. Aplikasi ekstrak bahan nabati. yang
Setelah itu, daun dikeringanginkan dan ditimbang. Pada hasil pratikum yang kita
peroleh yaitu Pengamatan dilakukan 2 hari denga perlakuan pada pagi dan sore.
Dengan parameter pengamatan yaitu bentuk, warna, dan bau. Bentuknya mengental
dan mengendap.
Ektrak
Belengse yaitu Kepanjangan dari Nimba, lengkuas, dan Serai. Pengamatannya hanya
dilakukan 1hari pada waktu pagi dan sore. Terdapat perubahan bentuk yaitu pada
warna hijau tua. Lengkuas merupakan salah satu obat alam yag telah banyak
digunakan masyarakat untuk pengobatan tradisional. Minyak atsiri dari rimpang
lengkuas telah banyak diketahui dapat mencegah serangan terhadap jenis jamur
Dermatofit.
Ekstrak EM4 digunakan untuk percampuran dengan
menggunakan ekstrak daun nimba. Berfungsi sebagai bahan perombak. Pada
pengamatan ini dilakukan selama 15 hari dengan waktu pagi dan sore. Ini
bertujuan untuk lebih mengetahui spesifik dari perubahan bentuk, warna, dan
bau. Pada molase yaitu berfungsi yaitu
air gula. Berfungsi sebagai perekat.
Gambar
4 Ket: Ekstrak EM4 Gambar
5 Ket: Molase
BAB 4. SIMPULAN
4.1
Kesimpulan
1.
Dari hasil data praktikum yang kami
peroleh kali ini kesimpulan yang kami peroleh yaitu,Kita bisa mengetahui cara
pembuatan pestisida nabati dan juga cara pengaplikasiannya terhadap tanaman
serta kita tahu jenis tanaman apa saja yang bias di buat untuk pestisida
nabati.dari hasil yang ada
2.
Dapat dilihat pada warna larutan yang
terbuat dari daun mimba basah setelah
diendapkan selama 2 hari adalah coklat kekuningan.sedangkan pada daun mimba
kering setelah diendapkan selama 2 hari adalah coklat kehijauan dan juga berbau
seperti air kencing(pesing).Daun mimba mengandung senyawa aktif azadirachtin,
meliantriol, dan salanin sehingga daun mimba dapat mengendalikan hama serangga.
4.2
Saran
Pada
praktikum kali ini untuk menghasilkan pestisida nabati yang berkualitas lebih
baik ranting dari daun yang akan di gunakan untuk pstisida nabati di
buang.selain itu praktikan harus bisa membedakan antara daun mindi dan daun
mimba.yang paling penting untuk pengumuman pengumpulan laporan lebih baik
jangan dadakan,karena kita tidak bias mengerjakan laporan dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2008. Limbah Batang Tembakau Potensial Sebagai
Pestisida Nabati dan Bahan Kompos. info@litbang.deptan.go.id. (diakses pada tanggal 12 desember 2009
Choirin Rohmayati dan Khusnul Khotimah.
Pemanfaatan
ekstrak daun nimba Untuk pengawetan makanan. Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.Agriculture Journal.
Vol:2.
Daniel. “Pestisida Nabati dan aplikasinya pada
tanaman”. Farmacia Vol.7 No.7. 2008
Djaenudin Ghalib
dan Darmono.Pengaruk Ekstrak Lengkuas
Putih ( Alpinia galanga.L) terhadap infeksi Trichopyton mentagrophytes pada
kelinci.2008.Jurnal Ilmu kefarmasian indonesia. Hal 57-62.Vol 6, No
2 Balai besar penelitian Veteriner Jl. R.E Martadinata No 30. Bogor. Fakultas
Farmasi. Universitas Pancasila. Jakarta
Glick, B.R.
1995. The enhancement of plant growth by
free-living bacteria.
Gofron. 2009. Revolusi
Hijau. kompos.com/revolusihijau. (diakses pada tanggal 12 Desember
2009).
Heviandri,
R. 1989. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Melinjo (Gnetum gnemon L.) pada
Kangkung terhadap PerkembanganLarva Spodoptera
litura F. Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Kardiman A dan
Dhalimi A. “MIMBA (Azadirachta indica A.Juss) Tanaman
Multi Manfaat”. Perkembangan
Teknologi TRO Vol. XV, No. 1, 2003
No comments:
Post a Comment