Sunday, March 25, 2012

kedelai awal


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas yang banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia, baik itu untuk kebutuhan pangan maupun untuk lain-lainnya. Untuk kebutuhan pangan kedelai merupakan salah satu alternative pengganti beras, kedelai menjadi konsumsi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia untuk lauk pauk, seperti tempe, tahu atau kedelai yang diekstrakkan menjadi susu kedelai.
Produk-produk yang dibuat dari kedelai, umumnya memiliki kadar protein relatif tinggi. Tahu pada dasarnya terdiri dari protein dan air sehingga tinggi kadar proteinnya. Sementara, tempe tidak hanya mengandung protein tinggi, tetapi juga mengandung lemak, vitamin, mineral, dan memiliki daya cerna yang baik. Kecap dan susu kedelai mengandung protein dan lemak yang tidak terlalu tinggi (kadar protein dan kadar lemak kurang dari 5 persen). Tauco mengandung protein dan lemak dari kedelai. Kembang tahu mengandung protein dan lemak yang relatif tinggi. Secara keseluruhan, menurut Sugiyono, di antara produk-produk di atas, tempe memiliki kadar protein, kadar lemak, kadar mineral, kadar vitamin, kadar serat, dan daya cerna yang tinggi. Produk kedelai memiliki daya tahan berbeda demikian pula cara penyimpanannya. Tahu sebaiknya disimpan di lemari es dan dapat tahan selama beberapa hari. Pada suhu ruang, tahu hanya dapat tahan setengah hari atau satu hari. Susu kedelai juga tidak tahan lama. Untuk itu sebaiknya susu kedelai segera disimpan di dalam lemari es setelah dibeli atau dibuat, kecuali produk susu kedelai yang sudah disterilkan dalam kemasan. Adapun tempe, oncom, dan tempe gembus dapat tahan selama satu atau dua hari pada suhu ruang. Tempe sebaiknya disimpan dalam lemari es sehingga dapat tahan selama beberapa hari. Kecap dan tauco dapat tahan lama pada suhu ruang. Jika tauco sudah dibuka kemasannya sebaiknya disimpan dalam lemari es
Dari fungsi kedelai yang menjadi sentral kebutuhan masyarakat, maka budidaya kedelai merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjaga keamanan pasokan kedelai. Budidaya kedelai harus memperhatikan beberapa faktor umum, seperti halnya budidaya tanaman pangan lain, seperti harus memperhatikan faktor internal maupun faktor eksternal.
Hal-hal tersebut diatas adalah faktor penunjang untuk memperoleh hasil produksi yang optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik itu konsumen akhir maupun konsumen potensial atau para pelaku agroindustri


1.2  Tujuan Dan Manfaat
1.2.1        Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman kedelai.
2.      Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kedelai yang baik sesuai dengan kondisi tanah.

1.2.2        Manfaat
1.      Mahasiswa diharapkan dapat menemukan jenis kedelai yang lebih produktif.
2.      Mahasiswa dapat langsung terjun ke lapang dengan tidak hanya dengan ilmu teoritis tapi ilmu pratek yang  serta memberikan saran pada petani berdasarkan ilmu yang telah didapat.




BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill.) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun tanaman ini bukan merupakan tanaman asli dari Indonesia. tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulaupulau lainnya. Oleh karena itu, keragaman genetis relatif sempit hanya terbatas dari adanya seleksi alami dan adaptasi (Syafrudin, 2002).
            Morfologi tanaman kedelai bisa dilihat mulai dari bentuk akar, batang, daun serta bunga yang muncul pada tanaman kedelai yang membedakan tanaman kedelai dari satu varietas dengan varietas lainnya. Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sedangkan perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada kondisi yang optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm. Akar serabut ini mula-mula tumbuh di dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4 hari setelah berkecambah dan akan semakin bertambah banyak dengan pembentukan akar-akar muda yang lain. (Hidayat, 1985).
Pengetahuan tentang stadia pertumbuhan tanaman kedelai sangat penting, terutama bagi para pengguna aspek produksi kedelai. Hal ini terkait dengan jenis keputusan yang akan diambil untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal dengan tingkat produksi yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta penentuan waktu panen. (Irawan, 2006)
Benih kedelai cepat mengalami kemunduran di dalam penyimpanan, disebabkan kandungan lemak dan proteinnya relatif tinggi sehingga perlu ditangani secara serius sebelum disimpan karena kadar air benih akan meningkat jika suhu dan kelembaban ruang simpan cukup tinggi. Untuk mencegah peningkatan kadar air selama penyimpanan benih, diperlukan kemasan yang kedap udara dan uap air. Kemunduran benih dapat ditengarai secara biokimia dan fisiologi. Indikasi biokimia kemunduran benih dicirikan antara lain penurunan aktivitas enzim, penurunan cadangan makanan, meningkatnya nilai konduktivitas. Indikasi fisiologi kemunduran benih antara lain penurunan daya berkecambah dan vigor. Kebanyakan parameter biokimia yang digunakan untuk mengetahui viabilitas dan vigor benih kedelai adalah secara umum seperti diatas, sedangkan keberadaan makromolekul penyusun membran antara lain membran mitokondria dan enzim respirasi belum diteliti. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan berkaitan dengan mutu benih kedelai selama kurun waktu penyimpanan. (Tatipata, et al, 2004)
            Biji kedelai termasuk biji-bijian yang mudah rusak,sehingga penanganannya harus dilakukan  secara cermat. Benih kedelai mudah rusak akibat cara penyimpanan yang kurang sesuai. Penyimpanan biji kedelai berhubungan erat dengan perawatan benih.benih yang telah dipilih bersih dan sehat perlu dirawat sebaik baiknya supaya daya kecambah tidak cepat menurun. Benih kedelai akan turun daya kecambahnya dalam waktu satu bulan jika tidak dilakukan tindakan perawatan tehadap benih. (Kartono, 2004)
Untuk mendukung pengembangan produksi kedelai nasional diperlukan adanya penyediaan benih bermutu secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas abu sekam dalam memperlambat kemunduran viabilitas benih kedelai selama penyimpanan dalam kemasan plastik yang kedap udara.(Pramono, 2002)

No comments:

Post a Comment