Sunday, March 25, 2012

jagung + kedelai


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
            Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
            Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
            Meskipun tanaman jagung merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidayakan, namun bila ditanam di tanah yang tandus serta miskin unsur hara maka produksinya tidak akan optimal bahkan mungkin akan mengalami kegagalan. Tidak optimalnya pertumbuhan tanaman jagung juga bisa disebabkan kesalahan dalam hal teknik budidaya. Salah satunya dalam hal pemberian nutrisi yang tepat atau yang dikenal dengan istilah pemupukan.


1.2 Tujuan Praktikum
1.        Untuk mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman jagung dan kedelai.
2.        Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung dan kedelai yang bak sesusai dengan kondisi tanah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi(Hardman and Gunsolus, 1998).
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung hibrida di ladang. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin(Catur et al. 2008).
Di Indonesia, penanaman jagung dilakukan secara manual dengan memasukkan benih ke dalam lubang tugal maupun alur tanam yang disiapkan dengan bajak ditarik ternak. Cara tanam ini membutuhkan tenaga kerja 10-16 HOK/ha. Balitsereal telah merancang alat tanam ATB1-2Rbalitsereal yang dapat dioperasikan pada lahan kering maupun sawah setelah panen padi. Alat tanam ini dapat mengolah tanah secara sempurna maupun secara minimum. Kapasitas kerja alat berkisar antara 8-10 jam/ha, bergantung pada kondisi lahan dan keterampilan operator. Dalam pengoperasiannya, alat ini digandengkan pada traktor tangan. Agar alat dapat bekerja dengan baik, tanah harus bersih dari sisa-sisa tanaman .(brangkasan, tunggul, dan akar semak belukar) dan tidak berbatu.
Pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Dalam praktek pemupukan, yang perlu diperhatikan adalah jenis pupuk dan takaran optimum pada jenis tanah dan lingkungan tertentu. Untuk itu, penelitian laboratorium, rumah kaca, dan lapangan sangat diperlukan. Analisis kimia tanah merupakan teknik diagnostik untuk mengelola dan memecahkan masalah keharaan. Analisis kimia tanah harus dilengkapi dengan informasi tentang tanah, tanaman, dan analisis tanaman. Contoh tanah untuk dianalisis harus cukup mewakili areal tertentu, khususnya jenis tanah dengan penyebaran cukup luas. Hasil analisis tanah perlu dilanjutkan ke penelitian pot di rumah kaca, dan dikalibrasi di lapang untuk menentukan takaran optimum pupuk pada jenis tanah tertentu. Rangkaian penelitian ini merupakan cara terbaik untuk menghemat biaya, tenaga, dan waktu yang diperlukan dibanding jika penelitian langsung dilakukan di lapang. Teknik ekstrapolasi, di mana hasil penelitian pada suatu jenis tanah dengan kondisi lingkungan fisik dan biologi tertentu, dapat diterapkan pada jenis tanah dengan kondisi lingkungan dan pengelolaan yang sama di tempat lain(Akil et al, 2005).
Budi daya jagung tidak hanya di lahan kering pada musim hujan, tetapi juga pada lahan sawah tadah hujan dan lahan sawah pada irigasi musim kemarau, terutama pada areal yang ketersediaan air irigasinya kurang memadai untuk budi daya padi. Pengairan tanaman jagung pada musim kemarau bersumber dari air tanah yang dipompa maupun air permukaan dari jaringan irigasi. Agar distribusi air lebih efektif ke tanaman, petani umumnya membuat saluran air di antara barisan tanaman dengan menggunakan cangkul atau bajak ditarik ternak. Pembuatan saluran dengan cangkul memerlukan waktu 176 jam/ha, sedangkan dengan bajak ditarik ternak 24 jam/ha, dengan tingkat efisiensi irigasi hanya 46,2%( Lambert, 1994).




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Perlakuan
Ulangan
Tinggi
(cm)
Jumlah
Daun
Panjang
Akar
Lingkar
Batang
F Tumbuh
(Hari)
P1
1
175
13
24
8
4
2
192
15
25
7,5
4
3
195
14
26
7,5
4
4
197
16
29
9
4
Rata-rata
189,75
15
26
8
4
P2
1
163
12
31
7
4
2
158
14
28
8
4
3
202
16
35
9
4
4
169
14
38
8
4
Rata-rata
173
14
33
8
4
P3
1
106
9
23
4,5
4
2
120
10
21
6
4
3
123
11
17
5,5
4
4
112
10
19
5
4
Rata-rata
115
10
20
5,25
4

4.2 Pembahasan
Grafik Jumlah Akar
            Dari grafik dapat diketahui bahwa dari ulangan ke-1 dan ke-2 dan ke-4 jumlah akar terbanyak adalah P1 sedangkan pada ulangan ke-4 jumlah akar terbanyak adalah adalah P2 hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea sebanyak 450kg/ha sangat berpengaruh terhadap perkembangan akar dimana akar berfungs untuk menyerap unsur hara.
Grafik Lingkar Batang
Dari grafik dapat diketahui bahwa lingkar batang tanaman jagung terbesar pada ulangan ke-1, ke-2 dan ke-4 adalah P1. Hal ini menunujukkan bahwa pemberian pupuk urea dan SP36 mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Hal ini dikarenakan semakin banyak suplai nutrisi yang diberikan  maka akan membuat tanaman akan tumbuh secara optimal. Hal ini berkaitan dengan jumlah akar yang didapat dari pengamatan. Semakin banyak jumlah akar maka akan membuat tanaman tersebut mudah untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung sehingga menyebabkan tanaman jagung tumbuh dengan optimal. 
Grafik Jumlah Daun
            Dari grafik dapat diketahui bahwa pada ulangan ke-1, ke-2 dan ke-4 umlah daun terbanyak adalah P1 yaitu dengan perlakuan pemberian pupuk Urea sebanyak 450Kg/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk yang maksimal akan membuat tanaman akan bisa tumbuh dengan optimal. Hal ini berkaitan dengan besar lingkar batang tanaman jagung. Semakin besar lingkar batang tanaman jagung maka akan membuat semakin banyak cabang kemudian hal itu akan membuat jumlah daun yang terdapat pada tanaman jagung akan semakin banyak. dan apabila semakin banyak jumlah daun maka tanaman tersebut akan bisa brfotosintesis secara maksimal.
Grafik Tinggi Tanaman
            Dari grafik dapat diketahui bahwa pada ulangan ke-1, ke-2 dan ke-4 tanaman tertinggi adalah tanaman dengan perlakuan pemberian pupuk urea sebanyak 450Kg/Ha. Hal ini sebanding dengan lingkar batang tanaman, jumlah daun tanaman dan jumlah akar tanaman jagung. Ini menunjukkan  bahwa semakin banyak pemberian pupuk maka akan membuat tanaman bisa tumbuh dengan optimal. Akan tetapi dalam pemberian pupuk harus mengacu pada seberapa besar kebutuhan tanaman tersebut terhadap unsur hara tanah dan nutrisi apa yang paling dibutuhkan oleh tanaman.
Dari data pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada P1 didapatkan rata-rata tinggi tanaman sebesar 189,75 cm, jumlah daun 15, jumlah akar 26, lingkar batang sebesar 8 cm dan laju pertumbuhan sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman jagung tumbuh dengan optimal. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk urea sebanyak 450Kg/Ha dan penambahan Kcl dan SP36 berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini dikarenakan tercukupinya suplai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga tanaman tumbuh dengan optimal. Pada P2 didapatka rata-rata sebagai berikut: tinggi tanaman sebesar 173 cm, jumlah daun sebanyak 14, jumlah akar sebanyak 33 lingkar batang sebesar 8 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman kurang optimal dikarenakan apabila dibandingkan dengan P1 jumlah akar, jumlah daun, dan lingkar batang tidak berbeda terlalu jauh. Akan tetapi dilihat dari segi tinggi tanaman P2 dengan P1 diketahui bahwa P1 lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa suplai nutrisi sangat mempengaruhi petumbuhan tanaman. lebih kompleksnya suplai nutrisi yang diberikan maka akan membuat pertumbuhan tanaman akan optimal. Pada P3 dapat diketahui bahwa pertumbuhan optimal sangat kurang optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya suplai nutrisi yang diberikan kepada tanaman sehingga tanaman tdak bisa tumbuh dengan optimal.
Pada saat pemupukan tanaman sebaiknya mengacu terhadap unsur hara apa yang paling dibutuhkan oleh tanaman itu sendiri dan juga umur dari tanaman tersebut. Apabila melakukan pemupukan urea dengan starter yakni sebagai pupuk dasar maka hal tersebut tidak efektif. Hal ini dikarenakan pada umur tersebut akar tanaman jagung belum berfungsi dengan maksimal. Oleh karena itu, apabila pemupukan urea dengan cara starter kurang efektif.
Pada praktikum kali ini terdapat 3 perlakuan. Perlakuan pertama yaitu dengan penambahan pupuk urea, KCl dan SP 36. Pada perlakuan kedua dilakukan penambahan pupuk urea dan BO dan pada perlakuan ketiga dijadikan sebagai kontrol. Dari ketiga perlakuan tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan adalah perlakuan yang terbaik. Hal ini dikarenakan penambahan pupuk Urea, KCl dan SP36 sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. bukan hanya itu, pemberian nutrisi yang cukup terhadap tanaman akan membuat tanaman akan tumbuh dengan optimal.
Pemberian pupuk dasar sangat bermanfaat bagi tanaman. hal ini dikarenakan pemberian pupuk dasar menyuplai nutrisi yang dibutuhkan tanaman pada saat akar tanaman masih belum berfungsi dengan baik. Pupuk dasar disini juga berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan akar tanaman sehingga bisa tumbuh dengan optumal.
Pada praktikum kali ini terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman jagung dikarenakan bedanya jumlah suplai nutrisi yang diberikan pada tanaman jagung. Suplai nutrisi yang cukup akan membuat tanaman tumbuh dengan cepat. Misalnya pada P1 tanaman jagung dipupuk dengan Pupuk Urea, KCl dan SP36 sedangkan pada P2 tanaman jagung hanya diberi pupuk Urea saja.


V. KESMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.      Perlakuan yang paling efektif adalah perlakuan P1 yaitu dengan penambahan pupuk Urea, KCl dan SP36.
2.      Pemupukan urea dengan cara starter bisa dikatakan kurang efektif.
3.      Pemberian pupuk berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

5.2 Saran
            Pada saat melakukan penanaman sebaiknya dilakukan dengan benar agar tanaman bisa tumbuh dengan optimal dan juga agar pada saat melakukan perawatan sebaiknya dilakukan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Akil et al. 2005. Budi Daya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Herison, Catur et al. 2008. Induksi Mutasi Melalui Iradiasi Sinar Gama terhadap Benih untuk meningkatkan keragaman polpulasi dasar Jagung ( Zea Mays L) jurnal akta Agrosia 11:1

Sudarno. 1999. Alternatif Paket Budidaya Jagung Dimusim Kering Di Lampung Selatan.

Hardman and Gunsolus. 1998. Corn growth and development. Extension
Service. University of Minesota. p.5.

Lambert, R.J. 1994. High oil corn hybrids. In: Arnel R. Halleuer (Ed.). Specialty
corns. CRC Press Inc. USA.

No comments:

Post a Comment