Sunday, March 25, 2012

praktikum pestisida nabati


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dewasa ini penggunaan pestisida sintetik atau kimia sangat banyak dilakukan oleh para petani yang menggunakan sistem pertanian konvensional. Memang hasil yang ditunjukkan apabila menggunakan pestisida kimia atau sintetik dapat langsung dilihat. Akan tetapi keberlanjutan dari aplikasi pestisida kimia atau sintetik tersebut sudah tidak efektif lagi terhadap OPT. organism pengganggu tanaman tersebut dapat dikatakan mengalami resistensi sehingga aplikasi pestisida kimia lambat laun harus semakin banyak agar aplikasi pestisida kimia tersebut efektif mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Selain itu apliaksi pestisida sintetik atau kimia akan meninggalkan residu yang bukan hanya berbahaya bagi lingkungan sekitar melainkan juga berbahaya bagi manusia dan hewan apabila terdapat pada makanan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu saat ini banyak dikembangkan pestisida yang mengendalikan organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan bahan alami atau dapat dikatakan pestisida nabati.
            Pestisida nabati dapat diartikan sebagai bahan untuk mengendalikan OPT dengan menggunakan bahan non sintetik dimana bahan tersebut dapat berupa bagian-bagian dari sutu tanaman misalnya saja daun. Pestisida nabati ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan apabila kita menggunakan pestisida kimia atau sintetik. Salah satu kelebihan dari pestisida nabati adalah tidak meninggalkan residu yang dapat membahayakan lingkungan sekitar serta manusia. Selain itu kelebihan apabila kita menggunakan pestisida nabati untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman adalah harganya lebih ekonomis atau lebih murah jika dibandingkan kita mengaplikasikan pestisida kimia untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman.
            Selain pestisida nabati ada juga pengendalian organisme pengganggu tanaman yang menggunakan bahan nabati yaitu feromon. Feromon sendiri dapat diartikan sebagai penarik OPT  yang menggunakan aroma dari feromon tersebut untuk mengendalikan OPT. Cara kerja dari feromon adalah dengan mengeluarkan aroma yang membuat hama pada tanaman tertarik untuk mendatanginya.
            Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran tentang bagaimana cara membuat pestisida dan feromon nabati sangat penting bagi mahasiswa. Hal ini dapat dijadikan sebagai slaah solusi terhadap  OPT yang semakin resisten terhadap pestisida kimia dan juga semakin tercemarnya lingkungan akibat residu yang ditimbulkan oleh pestisida kimia.

1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui cara pembuatan pestisida nabati dan feromon
2.Untuk dapat mengaplikasikan secara langsung pembuatan pestisida nabati dan feromon.
3.Untuk mengetahui manfaat dari pestisida nabati dan feromon .



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

            Di dalam tanaman mungkin terkandung puluhan atau ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kimia, sehingga sangat sulit untuk menentukan jenis dan fungsi atau manfaat setiap jenis kandungan bahan aktif tersebut. Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut “Produk metabolit sekunder” (Secondary metabolic products), dimana fungsinya bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolismenya kurang jelas. Namun kelompok ini dikenal berperan dalam hal berinteraksi atau berkompetisi, termasuk menjadi bahan untuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya (Kardinan, 2002).
            Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padahal jika dikaji lebih dalam penggunaan pestisida kimia mempunyai dampak negatif bagi kehidupan baik tanaman, hewan, maupun manusia. Hal ini karena pestisida sintetik (kimia) dapat menimbulkan dampak residu dan mengakibatkan terjadinnya pencemaran pada tanah,air dan udara (Drew,1978).
Hama lalat buah, khususnya dari jenis Bactrocera spp., adalah hama yang sangat merugikan. Kerugian yang diakibatkannya diperkirakan mencapai Rp 22 milyar per tahun. Serangan lalatbuah mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas produk hortikultura,khususnya buah-buahan dan mengakibatan ekspor buah-buahan ditolakHama ini telah tersebar hampir di semua kawasan Asia-Pasifik(Drew et al., 1978) dengan lebih dari 26 jenis inang (Anon, 1994), antara lain belimbing, jambu biji, tomat, cabai merah, melon, apel, nangka kuning,mangga, jambu air dan lainnya(Sodiq, 2004).
Lalat buah mengakibatkan kerusakan secara kuantitatif, yaitu dengan jatuhnya buah muda yang terserang dan secara kualitatif, yaitu buah menjadi busuk dan berisi belatung. Selain itu, lalat buah merupakan vektor bakteriEscherichia coli, penyebab penyakit pada manusia. Seekor lalat betina mampu memproduksi telur hingga 800 butir selama hidupnya. Lalat buah hidup bersimbiose mutualistis dengan suatu bakteri, sehingga ketika lalat meletakkan telur pada buah, akan disertai bakteri dan selanjutnya diikuti oleh jamur yang akhirnya menyebabkan buah busuk. Bakterinya sendiri hidup pada dinding saluran telur, tembolok dan usus lalat (Putra,1997).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :merusak perkembangan telur, larva dan pupa,menghambat pergantian kulit,mengganggu komunikasi serangga, menyebabkan serangga menolak makan,menghambat reproduksi serangga betina,mengurangi nafsu makan,memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga,menghambat perkembangan patogen penyakit(Putra, 1997).



BAB 3. METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Inovasi Produksi Pertanian tentang Pestisida Nabati dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 01 November 2011, pada pukul 14.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium HPT, Jurusan HPT, Fakultas Pertanian.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini, antaralain :
a.       Baskom
b.      Ember
c.       Blender
d.      Saringan
e.       Spatula
f.        Penubumuk halus
g.       Beaker glass
h.        Cawan perti
i.         Timba plastik

3.2.2 Bahan
Bahan dasar yang digunakan dalam praktikum ini, antaralain ;
a.       Air
b.      Daun Nimba kering dan basah
c.       Sabun colek

3.3 Cara Kerja
v      Ekstrak daun Pacar Cina
a.    Memililih daun pacar cina yang sudah kering,menimbang  daun Nimba sebanyak 100 gram.
b.    Memblender daun pacar cina kering hingga menjadi bubuk.
c.     Melarutkan dalam air sebanyak 1 L, menambahkan dengan sabun colek dan mengaduk hingga rata atau bercampur.
d.    Membiarkan semalam agar bahan aktif pestisida terlarut dengan air.
e.    Menyimpan pada tempat yang kering dan menempatkan pada tempat yang memiliki sirkulasi udara mudah.
f.      Mengamati pada warna, bau dan ada tidaknya endapan.

v  Feromon
a.    Memilih daun kayu putih yng masih basah, menimbang sebanyak 10 gram.
b.    Menghaluskan dengan mortal dan pastle.
c.     Melarutkan dalam air sebanyak 10 ml, dan mionyak 5% ke dalam bahan.
d.    Mengaduk dengan rata.
e.    Mediamkan semalam.
f.      Mengamati pada warna, bau dan ada tidaknya endapan.



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel pengamatan 1. Pestisida Nabati
No
Sampel
Jenis Bahan
Ulangan
Kelom
Pok
              Aspek Pengamatan
Warna
Aroma
Endapan
1
2
1
2
1
2
1
Daun Mimba
1
Hijau muda
Coklat
Menyengat
menyengat
ada
Ada
2
Hijau muda
Coklat
Menyengat
menyengat
ada
Ada
2
Daun Sirsak
1
Hijau kecoklatan
Coklat
Menyengat
menyengat
ada
Ada
2
Hijau kecoklatan
Coklat
Menyengat
menyengat
ada
Ada
3
Daun Mimba basah
1
Hijau muda
Hijau coklat
Menyengat
Menyengat
ada
Ada
2
Hijau muda
Hijau coklat
Menyengat
Menyengat
ada
Ada
4
Daun Pacar Cina
1
Hijau Kehitaman
Coklat hijau
Menyengat
Menyengat
ada
Ada

2
Hijau Kehitaman
Coklat hijau
Menyengat
Menyengat
ada
Ada

Tabel  Pengamata 2. Feromon
No
Sampel
Jenis Bahan
Ulangan
Kelom
Pok
              Aspek Pengamatan
Warna
Aroma
Endapan
1
2
1
2
1
2
1
Daun Sereh
1
Hijau Kecoklatan
Coklat kekuningan
Menyengat
wangi
ada
Ada
2
Hijau Kecoklatan
Coklat kekuningan
Menyengat
wangi
ada
Ada
2
Biji Selasih
1
Abu-abu
Abu-abu
Tidak berbau
wangi
tidak
tid
ak
2
Abu-abu
Abu-abu
Tidak berbau
wangi
tidak
tid
ak
3
Ceng
kih
1
Coklat
coklat
Wangi
Wangi
ada
Ada
2
Coklat
coklat
Wangi
Wangi
ada
Ada

4

Daun pacar cina


1


Hijau


Kuning


Menyengat


Menyengat



ada


ada

2
Hijau

Kuning
Menyengat
Menyengat
ada
Ada













Tabel Pengamatn 3. Populasi lalat Buah ( Bactochera dorsales)
No
Sampel
Jenis Tanaman
Ulangan
Kelompok
Jumlah Lalat
Buah (ekor)
Keterangan
1
Jambu Biji
1
0
Tidak ada
2
4
Berukuran beda
2
Belimbing
1
2
Menempel pada kapas
2
0
Tidak ada
3
Mangga
1
0
Tidak ada
2
0
Tidak ada
4
Jeruk
1
0
Tidak ada
2
0
Tidak ada
                                Jumlah
6

                         Rata-rata
1,5

4.2 Pembahasan
            Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.      Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.      Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya ngak enak kali.
3.      Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.      Menghambat reproduksi serangga betina
5.      Racun syaraf
6.      Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7.      Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.      Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani, relatif aman terhadap lingkungan,tidak menyebabkan keracunan pada tanaman,sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama,kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain,menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. Sementara, kelemahannya adalah :daya kerjanya relatif lambat,tidak membunuh jasad sasaran secara langsung,tidak tahan terhadap sinar matahari,kurang praktis,tidak tahan disimpan,kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
Dari data dapat diketahui bahwa feromon yang diletakkan pada pohon jeruk cukup efektif dalam menarik lalat buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa feromon dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman berupa lalat buah. Pembuatan feromon sendiri sangat mudah, yaitu dengan cara menghaluskan bahan yang akan dijadikan feromon kemudian mencampurnya dengan air dan detergen. Untuk pestisida nabati, pambuatannya juga sangat mudah dilakukan. Proses pembuatan pestisida nabati hamper sama dengan pembuatan feromon yaitu dengan cara menghaluskan bahan yang akan dijadikan sebagai pestisida nabati kemudian menyaring sehingga didapatkan sperti bubuk. Kemudian dicampur dengan air dan detergen.
Fungsi detergen dalam pembuatan pestisida nabati adalah sebagai perekat agar pestisida nabati dapat menempel pada permukaan daun tanaman yang diaplikasikan menggunakan pestisida nabati. Akan tetatpi waktu aplikasi pestisida nabati harus diperhatikan karena apabila aplikasi pestisida nabati dilakukan tidak memperhatikan waktu maka akan kurang efektif. Untuk aplikasi pestisida nabati sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Hal itu dikarenakan pestisida nabati sangat mudah terurai apabila terkena sinar matahari.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pestisida dan feromon nabati dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk menggantikan pestisida kimia karena tidak berbahaya bagi bagi lingkungan.
2.      Aplikasi pestisida nabati sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pestisida nabati mudah terurai apabila terkena sinar matahari.
3.      Pestisida nabati tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia.

5.2 Saran
            Untuk aplikasi pestisida nabati sebaiknya dilakukn pada pagi atau sore hari agar pestisida nabati yang diaplikasikan efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.



DAFTAR PUSTAKA

Drew, R. and M.A.Bateman, 1978. Economic Fruit Flies of the South Pacific region. Dept. of Primary Industries, Queensland. 133pp

Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Jakarta: Tanindo Press.

Putra, N.S., 1997. Lalat Buah dan Pengendaliannya.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

Sodiq, M., 2004. Kehidupan lalat buah pada tanaman sayuran dan buahbuahan.Lokakarya Masalah Kritis Pengendalian Layu Pisang, Nematode Sista Kuning Pada Kentang dan Lalat Buah. Puslitbang Hortikultura,Departemen Pertanian. 13 hal.

Tan, K.H., R. Nishida and Y.C. Toong. 2002. Floral synomone of a wild orchid Bulbophyllum cheiri, lures Bactrocera fruit flies for pollination. Journ. Of Chemical Ecology. XXVIII (6) : 1161-1172.

Kardiaman, A. 2006. Mimba (Azadirachta indica) Bisa Merubah Perilaku Hama. Balai Penelitian Tanaman Remapah dan Obat. Bogor.

Kardinan, A., 2002. Pestisida Nabati : ramuan dan aplikasi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

No comments:

Post a Comment